Monday, September 22, 2008

Capoeira, Jurus Beladiri Para Budak

Apa persamaan film Only the Strong, videoklip Christina Aguilera yang berjudul Dirty, dan video games Eddie Gordo? Ketiganya sama-sama menampilkan sosok yang sedang mengeluarkan jurus-jurus capoeira. Seni bela diri ini sedang marak berkembang di Indonesia.

Alkisah, pada abad ke-16, di sebuah kawasan bernama Angola, Afrika, hidup sekumpulan budak yang dijajah orang Portugis. Mereka hidup menderita di bawah tekanan majikan. Ancaman hukuman gantung dan cambuk membayangi nasib mereka. Akan tetapi, semangat perjuangan mereka tetap menyala. Diam-diam mereka melawan. Mereka berhasil menciptakan jurus bela diri baru: capoeira.

Capoeira diciptakan berkat kecerdikan budak Angola mengecoh majikan mereka. Keganasan capoeira ditutupi dengan gaya bela diri yang seindah tarian dan disertai nyanyian khas. Tendangan memutar dan melompat yang dilakukan mampu memesona orang-orang yang menyaksikan. Bahkan, dua orang yang sedang latihan bertarung justru terlihat seperti pasangan yang sedang menari. Capoeira semakin berkembang ketika budak-budak Angola tersebar hingga ke Brasil.

Itu adalah satu teori mengenai lahirnya capoeira. Teori lain yang lebih mendapat dukungan adalah bahwa capoeira lahir di Brasil, diciptakan oleh budak-budak yang berasal dari berbagai kawasan di Afrika, antara lain orang Yoruba, Bantu, Angola, Kongo, dan Mozambik. Ahli-ahli sejarah capoeira lebih mendukung teori ini karena yang ada di Afrika hanyalah sebagian unsur yang terpisah-pisah dari seni itu, bukan bentuknya secara keseluruhan. Dari sintesis tarian, pertarungan dan alat musik dari berbagai kebudayaan Afrika yang berbeda oleh para budak itu terciptalah capoeira.

Seiring perkembangan waktu, Capoeira mulai dikenal sebagai bela diri yang agresif. Kebrutalan capoeira makin parah sejak terjadi pembebasan budak pada tahun 1888. Banyak bekas budak miskin yang menganggur kemudian membentuk geng capoeira untuk berbuat kejahatan. Ini membuat Pemerintah Brasil berang dan melarang olahraga ini pada tahun 1892. Mereka yang ketahuan berlatih atau mengajarkan bela diri tersebut akan dihukum berat. Hukumannya berupa pemotongan otot, lutut, bahkan tenggorokan.

Akan tetapi, riwayat capoeira belum berakhir. Banyak pejuang capoeira yang tetap setia dan berlatih secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya, pada tahun 1937, Getulio Vargas, Presiden Brasil pada masa itu, setuju mencabut larangan capoeira. Beliau malah ingin mempromosikan capoeira sebagai olahraga khas Brasil.

Capoeira makin menyebar di seluruh dunia berkat jasa Mestre (sebutan untuk master dalam capoeira) Bimba (1899-1974). Ia berhasil mengembangkan gaya capoeira baru yang lebih cepat dibandingkan dengan capoeira Angola, yaitu capoeira regional. Gaya tradisional yang disebut Capoeira Angola dipertahankan dan dikembangkan oleh Mestre Pastinha (1889-1982). Di Brasil dan berbagai negara seluruh dunia, umumnya diajarkan kedua gaya itu walaupun ada kelompok yang hanya mengajarkan Capoeira Regional atau Capoeira Angola saja.

Sekarang rakyat Brasil boleh berbangga hati melihat kesenian ini makin kencang berkibar. Apalagi setelah mendapat wadah promosi gratis di film, videoklip, dan video games.


Capoeira di Indonesia

Kota pertama tempat berkembangnya capoeira di Indonesia adalah Yogyakarta. Bisa dibilang, kota ini merupakan "ibu kota" capoeira di Indonesia. "Perkembangannya dimulai tahun 1998 sejak kedatangan Simon, murid Australia yang bisa capoeira," jelas Jilly Likumahuwa yang dikenal sebagai ibu dari Capoeira Jogja Club.

Keahlian Simon ini mengingatkan murid-murid Yogya terhadap bela diri yang dilakukan Mark Dacascos di film Only the Strong. Simon lantas mengajarkan gerakan-gerakan dasar capoeira pada mereka. "Setelah Simon, ada capoeiristas lain yang mampir ke Yogya dan mengajarkan capoeira," Jilly melanjutkan.

Perlahan namun pasti, capoeira makin berkembang. Kelompok-kelompok penggemar capoeira mulai bermunculan. Lalu, sampailah capoeira ke Jakarta. Yoga (22) adalah salah satu cowok yang nekat memopulerkan capoeira di Jakarta.

"Aku pertama belajar dari Internet, VCD, dan videoklip. Lalu aku kembangin sampai akhirnya mengajarkan anak-anak lain yang tertarik," jelas Yoga yang menekuni capoeira sejak tahun 1994. Sayang, usaha ini sempat terhenti karena keterbatasan tenaga pelatih.

Yoga sempat lari ke breakdance yang gerakannya serupa dengan capoeira. Namun, impian menyukseskan capoeira kembali bangkit ketika Yoga bertemu Jilly yang akan membuka cabang klub capoeira di Jakarta. Terhitung sudah sepuluh bulan mereka berhasil mendirikan Jakarta Capoeira Club Indonesia. Hingga sekarang, klub-klub penggemar seni bela diri ini sudah tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya ada di Semarang, Bandung, dan Kalimantan.

Gerakan indah

Apa yang membuat orang-orang sangat menggemari capoeira? "Gerakannya indah. Unik banget," kata Asti, siswi kelas 3 SMU 82. Hal senada juga diungkapkan Endy, siswa kelas 2 SMU 2 yang sudah empat bulan menekuni capoeira, "Saya pertama lihat dari nonton film Only the Strong. Saya tertarik lihat gerakannya yang unik dan beda dibandingin bela diri lain."

Asal tahu saja, film Only the Strong yang diproduksi tahun 1993 ini jadi wadah promosi dahsyat buat capoeira. Film action ini bercerita tentang perjuangan Louis Stevens (diperankan Mark Dacascos) dalam membasmi gembong obat-obatan terlarang di SMU almamaternya. Ia lalu mengajarkan ilmu capoeira pada beberapa murid untuk melawan penjahat. Gerakan capoeira yang cantik tetapi mampu menghajar orang, membius mereka yang menyaksikan film ini.

Belajar capoeira juga bukan cuma berlatih jurus-jurusnya. Kita akan diajari filosofi, nyanyian, dan memainkan alat musik khas Brasil. Semua keahlian ini digunakan agar kita semakin menjiwai capoeira. "Kami juga selalu berusaha menciptakan suasana kekeluargaan supaya anggota-anggota makin betah," ujar Jilly.

Dari suasana kekeluargaan ini, anggota klub lebih mudah menyerap filosofi capoeira. Salah satu filosofinya, "Capoeira dalam bahasa Brasil berarti rumput yang rendah. Jadi, seorang capoeirista tidak boleh sombong. Mereka harus menghormati orang-orang dan menghindari permusuhan," kata Jilly yang sudah puluhan tahun menggeluti kebudayaan Brasil.

Walaupun capoeira merupakan ilmu bela diri, tidak berarti capoeirista boleh menyombongkan keahliannya. Seorang capoeirista sejati harus sabar dan hanya menggunakan ilmu jika keadaan sudah memaksanya untuk membela diri. Sebab, tujuan utama capoeira bukan untuk melakukan kekerasan, tetapi menghindarinya.

Ini sudah jadi tujuan capoeira sejak digunakan budak-budak Angola. Mereka dilarang menunjukkan gerakan agresif pada majikannya sehingga dikembangkan trik mengecoh atau malandro. Sampai saat ini, capoeirista cenderung menonjolkan kelincahan dan kecerdikan daripada kekuatan dan kekerasan.


Mirip breakdance

Kalau dilihat lebih lanjut, gerakan capoeira mirip dengan breakdance, terutama gaya akrobatik seperti kepala di bawah dan lompatan. Keduanya sama-sama membutuhkan kekuatan fisik yang menekankan kelenturan, kekuatan, dan kelincahan. "Tapi, capoeira lebih dulu berkembang dan mengilhami gerakan breakdance," ujar Yoga dan Jilly.

Pada dasarnya, breakdance dan capoeira punya persamaan dan perbedaan. Salah satu perbedaan utama adalah gerakan breakdance lebih ngetop duluan dibandingkan dengan musik hip hop yang biasa mengiringi. Sedangkan sejak awal diciptakan, capoeira wajib melibatkan tarian, musik, dan lagu.

Ketiga unsur inilah yang selalu ditampilkan hingga sekarang. Ketika latihan, ada sesi yang disebut roda. Saat roda, pemain capoeira akan berkumpul melingkar dan bernyanyi lagu khusus. Salah satu atau beberapa orang dari mereka juga akan memainkan alat musik khas Brasil, seperti tamborin yang disebut pandeiro dan berimbau, instrumen yang bentuknya seperti busur panah.

Kemudian, semua anggota maju berpasangan secara bergantian untuk saling beradu. Tetapi, tidak ada gerakan yang sengaja menjatuhkan lawan seperti yang sering ditampilkan bela diri lain. Bahkan, gerakan mereka terjadi lambat dan sebisa mungkin tidak mengenai tubuh lawan.

Atraksi terus berlanjut sambil ditimpali senyum keakraban dan iringan dendang unik. Semua ini membuat kita sadar. Bukan hanya jurus bela diri yang membuat banyak orang kecanduan capoeira. Akan tetapi, suasana keakraban yang terjalin. Capoeira…salve!*

*Salve = salut dalam bahasa Brasil. Kata ini selalu dipakai sebagai bentuk penghormatan pada capoeira.

(Kompas: Trinzi Mulamawiri-Tim Muda)

Konsep Jarak Dalam Pertarungan Stick Fighting

Dimana jarak ideal untuk memaksimalkan striking dalam FMA Stick Fighting? Largo? Medio? Corto? Tentunya jawaban adalah jarak Medio, tetapi dalam hukum aksi-reaksi yang terjadi terjadi adalah, praktisi dg leluasa bisa menjangkau bagian sasaran terbanyak dari ujung kepala sampai lutut lawan, sebaliknya lawan pun bisa melakukan hal yang sama.

Hal yang harusnya dicapai adalah memanfaatkan posisi2 yang paling aman kemudian transisi dan masuk area level Medio. Kondisi yang ekstrem adalah kondisi yang aman:
1. Jauh diluar jangkauan senjata lawan >> Pre Largo (sebelum Largo)
2. Masuk dalam jantung pertahanan lawan dalam posisi "Clinch" >> Post Corto (sesudah Corto)
Dasar pemikiran ini adalah dari Hirarki Jarak dalam pertarungan yang terjadi dari: Largo >> Medio >> Corto

Jarak Largo adalah transisi menuju Medio, dalam jarak ini praktisi harus bisa manipulasi lawan dg memanfaatkan "defanging the snake", yaitu dg tangan pemegang senjata sebagai sasaran serang, Ini adalah konsep Largo-Mano: Targeting an Armed Opponent, dan disini ada footwork liniear Ritirada, yaitu praktisi akan selalu mempertahankan jarak secara ideal dalam jarak Largo, disini semua teknik double stick bisa dipakai: spt Ocho2 (Figure 8), Amara 3 Count (De Kadena), Sinawali Patern dll.

Jarak kedua adalah Medio, "untuk bisa menyelesaikan pertarungan dg sukses, bagian vital dari lawan harus menerima strikes", artinya praktisi harus bisa masuk dalam jarak Medio. Tetapi sebaliknya lawan pun bisa leluasa bisa menjangkau bagian sasaran terbanyak dari ujung kepala sampai lutut! Apa yang harus dilakukan? dalam CDP jarak ini adalah disebut sebagai Media-Largo: Medium Long Range, disini ada manipulasi2 "trap" dalam transisi jarak Largo ke jarak Medio dan sebaliknya, Konsep Media-Largo adalah Konsep Sumbrada: Attack >> Block + Counter >> Block + Re-Counter >> Block + Counter >> Block + Re-Counter >> Sampe Finish (salah satu kalah)

Jarak ketiga adalah jarak Corto, Kondisi yang ekstrem adalah kondisi yang aman masuk dalam jantung pertahanan lawan, dimana lawan akan kesulitan dalam menyerang, yaitu keadaan "Clinch", clinch adalah satu transisi dari posisi aman ke posisi menyerang pada jarak Corto, Dalam CDP ada salah satu konsep yang disebut Corto-Kurbada: Close Range Curved Strikes, ini adalah ciri khas CDP yang di buat oleh GM Cacoy Canete, Disini adalah memanfaatkan Abanico, Planchada dan ada satu desain striking2 yang bisa dilakukan secara stimultant yaitu disebut sebagai Abecedario 12 Pattern Attack. (HC)

Konsep Kesederhanaan Dalam FMA (Filipino Martial Arts)

FMA sering di katakan sebagai beladiri yang sederhana, dalam sejarah FMA adalah beladiri para petani. Tetapi melihat apa yang ada didalamnya bayangan sederhana itu pasti akan segera berubah menjadi sesuatu yang rumit, ini dapat terlihat dari banyaknya materi dalam kurikulum yang harus dipelajari seperti Double Olisi, Single Olisi, Espada y Daga, Knife Fighting, Pangamot / Mano-mano, mungkin juga begitu banyak matematika permainan angka dalam thread ini.

Semisal, dari materi Cincoteros 5 Count, bila dikembangkan bisa menjadi banyak system, Espada y Daga, Double Olisi, Single Olisi, Knife Fighting, emptyhand system. Disarming ada begitu banyak macam, ada tinjauan dari gerakan2 lebar, gerakan2 detail yang melibatkan wrist, Traping-Locking juga seabrek2.

Bener2 seperti mengarungi satu lautan yang luas tanpa batas, Seorang master akan membutuhkan waktu yang panjang untuk penguasaan terhadap satu sub-system. Tuhon Bill McGrath (Pekiti Tirsia Kali) mengatakan tidak ada kesempurnaan dalam belajar FMA, 12 tahun adalah waktu yang masih terlalu singkat untuk mengexplore secara keseluruhan dalam satu Sub-system FMA.

Setiap beladiri ada tahapan, demikian juga dg FMA, Seorang bayi kalau harus langsung mengkonsumsi Burger-nya Mc Donald, pasti ga mungkin bisa, dia harus membiasakan diri dulu dg bubur halus, namun seiring perkembangganya suatu saat nanti seperti kebanyakan anak kecil pasti akan ribet dan gemar Burger-nya Mc Donald. Step by step, selangkah demi selangkah, itu kalau kita berbicara ttg menaiki anak tangga, kalau langsung lompat pada bagian yang tinggi ya sulit, malah ada kemungkinan jatuh glundung.

FMA adalah beladiri Konsep, dg mengerti konsep setidak2nya ada satu petunjuk yang akan mengarahkan seorang praktisi dalam mengarungi luas-nya lautan FMA. Senjata di ajarkan diawal2 kurikulum, Dari sisi sejarah selain menyiapkan secara instant bagi para petani untuk siap berperang melawan invasi bangsa2 asing, Senjata sendiri memberikan fondasi yang kuat untuk tahapan selanjutnya yaitu emptyhand atau pemakaian tangan kosong.

Double Stick memberikan dasar dalam Stick fighting, dimana praktisi akan mendapat pengetahuan tentang simetri/keseimbangan, adaptasi terhadap alat, koordinasi, ketepatan dan reaksi spontan yang terbatas pada gerakan karena adanya tambahan alat bantu dalam pertarungan, dan kenapa harus dua tangan yang dipersenjatai? hal ini bertujuan untuk mengidupkan satu keadaan tangan yang pasif (tangan kiri bagi orang right handled/bukan kidal) disini praktisi dilatih juga untuk menjadi berani.

Single Stick akan melatih praktisi untuk fokus pada satu bagian anggota badan, disini praktisi belajar pada jarak dan tempo (timing) dan memanagemant power.

Espada Y Daga akan melatih kewaspadaan akan serangan lanjutan, karena dalam espada y daga, tangan support lawan dipersenjatai dengan sesuatu yang tajam, pergerakan-pergerakan detail sangat berarti dalam memanipulasi jarak pertahanan dan penyerangan, hingga praktisi selalu dalam keadaan siap.

Knife Fighting mengajarkan praktisi akan respect atau menghormati lawan (sifat pisau yang tajam), cara bertahan, mencari posisi untuk memberikan reaksi terhadap sesuatu yang berbahaya dalam pertarungan jarak rapat.

Ada satu korelasi dan hubungan yang tidak terputus antar Sub-System dalam FMA. Konsep yang digunakan FMA saling menunjang, mempelajari Stick Fighting System berarti belajar terhadap Edged Weapons System (Pedang dan Pisau) dan juga belajar terhadap Emptyhand System. Praktisi dg bebas mengembangkan core secara indifidual, itulah arti kesederhanaan dalam FMA. (HC)