Monday, November 10, 2008

Safety Sparring for Real Skill Transfer


Terdorong oleh suatu “kecelakaan kecil” di dojo belum lama ini, saya kemudian tercetus untuk merumuskan beberapa hal seputar aktifitas sparring dalam latihan.

Issue ini sengaja saya angkat karena, setelah saya survey dan mendengar cerita dari rekan-rekan seniman bela diri dan praktisi pertahanan diri aspek safety dalam sparring masih cukup mengkhawatirkan, padahal kegiatan ini seharusnya menjadi bagian latihan yang “membangun” dan penting untuk dibina sebagai pembentukan teknis seni bela diri ybs, fisik, karakter, psikologis dan lain lain.

Berikut aspek-aspek safety atau keselamatan dalam melakukan aktifitas sparring, agar maksimal tujuan kegiatan ini, untuk memudahkan saya membuat singkatan atau akronim yang mudah di ingat yaitu COPS IN BMX :

  • Control: Aspek kendali diri ini saya rasa adalah aspek yang paling utama, karena singkat nya jika anda gemar melakukan suatu gerakan secara kecepatan penuh tanpa menghiraukan faktor keselamatan bagi uke atau teman anda, sudah tentu dalam waktu dekat tidak ada yg ingin berlatih dengan anda.
  • Protective Gear: Gunakan selalu alat pelindung jika anda hendak melaksanakan kegiatan sparring karena alat pelindung tidak hanya melindungi partisipan saat sparring, tapi dalam beberapa kasus juga bisa mengoptimalkan latihan sparring. Sebagai contoh ketika saya remaja saya sempat berlatih jiu-jitsu, dimana tempat latihan untuk Nage (atau bantingan) adalah aspal. Tidak adanya matras untuk berlatih pada saat itu membuat eksekusi teknik tidak bisa all out, sehingga saya sendiri pun harus sedikit menebak seandainya saya menggunakan teknik tersebut dalam kecepatan tinggi, “bagaimana” ending tersebut dll.
  • Safe environment: Setelah di dukung dengan atribut atau perlengkapan peralatan yang lengkap untuk sparring, lingkungan sparring pun harus dibuat se “nyaman” dan se “aman” mungkin agar proses sparring juga bisa berjalan maksimal. Tentu semua peralatan (gear) sparring tidak akan berguna banyak seandainya lantai dojo latihan anda sudah dimakan rayap dan rentan ambruk!
  • Intensity variation: Kecendrungan murid-murid baru adalah ingin “segera” melakukan satu teknik dalam kecepatan tinggi, padahal gerakan tersebut perlu di rekam terlebih dahulu agar bisa optimal saat eksekusi. Oleh karena itu, janganlah terburu-buru dalam melakukan suatu teknik saat sparring; lebih baik lagi buatlah dua atau tiga sesi sparring dimana untuk setiap sesi sparring terbagi dalam kecepatan yang berbeda – beda, selain juga baik sebagai varian sesi pemanasan, sesi ini juga baik untuk mencoba teknik yang lebih sulit yang umumnya susah di lakukan dalam kecepatan tinggi atau nyata.
  • Basics: Start with the basics, ingat dalam seni bela diri apapun mayoritas master-master atau ahli bela diri menjadi “ahli” karena menguasai teknik-teknik dasar.
  • Mistakes: Berlatih seni bela diri seperti halnya apapun dalam hidup adalah sebuah proses, dalam kebanyakan kasus satu proses “Self Discovery” sehingga penting untuk di ingat bahwa aktifitas sparring jangan terlalu di tekankan pada aspek menang atau kalah, tapi penting untuk di catat kesalahan atau details apa saja yang sempat terlewatkan saat sparring sehingga proses sparring menjadi learning tool & experience yang baik.
  • Explore strategy and weakness: Gunakan kesempatan sparring untuk meng “analisa” lawan anda, apa kelebihan nya, dimana ada kekosongan yang bisa anda manfaatkan untuk menggunakan satu teknik andalan anda. Kelemahan yang selama ini menjadi kekurangan anda juga bisa anda perbaiki, karena kekurangan yang terjadi saat “sparring” biasanya akan terlihat cukup “obvious” di mata instruktur.
Demikian pemaparan safety in sparring kali ini, selamat berlatih dan semoga bermanfaat

Salam pendekar dan salam kesatria!
Ueno