Thursday, August 12, 2010

Tangtungan Project: Nabila, None Jakarta dalam Pencak Silat Gerak Gulung Budidaya

"Gerakannya sederhana tapi mematikan..." Jakarta, kasakusuk.com

"Gerakannya sederhana tapi Mematikan..." Kalimat ini tercetus spontan dari mulut Nabila, finalis None Jakarte Utara 2010, saat berlatih Jurus Perempuan dari Perguruan Pencak Silat Gerak Gulung Budidaya selama tiga hari, sejak Sabtu hingga Senin (6 - 8/8) kemarin bersama Tangtungan Project dan rekan-rekan dari Perguruan Gerak Gulung Budidaya.

Tak mudah Bagi Tangtungan Project untuk mencari host bagi program dokumenter pencak silat tradisional ini. Tak banyak yang tertarik untuk mau menjadi host saat mengetahui bahwa program ini adalah mengenai pencak silat, dengan berbagai alasan mereka. Ada beberapa yang mau datang dan mencoba melihat bagaimana program ini sebenarnya, tapi kemudian menghilang tidak bisa dihubungi lagi.

Setelah diundur beberapa kali, di saat-saat terakhir akhirnya Tangtungan Project beruntung menemukan seseorang yang cocok dan tertarik menjadi host program ini. Nabila adalah seorang mahasiswi Arkeologi tingkat akhir Universitas Indonesia, mungkin hal ini pula yang menyebabkan ketertarikannya untuk mengetahui apakah sebenarnya pencak silat tradisional itu, apalagi setelah mengetahui bahwa Gerak Gulung Budidaya adalah salah satu amengan dari kerajaan Padjajaran.

Sangat menyenangkan bekerja dengan Nabila, tak ada satupun kata capai atau keluhan yang keluar dari mulutnya. Perempuan cantik ini tampak selalu bersemangat dan terus penasaran dengan jurus-jurus yang dilatihnya, setiap kali yang terlontar hanyalah kata-kata “kok bisa sih…?”

Beberapa kali di banting Nabila tidak pernah mengeluh dan langsung berdiri lagi. Bahkan lokasi pengambilan gambar yang sulit, menembus hutan kecil naik hingga ke puncak bukit, melalui sungai dengan batu-batu yang tajam tidak menyurutkan langkahnya, Nabila tidak pernah terlihat capai sekalipun. “Gile tuh perempuan…” tutur Eka Duyungson, salah satu rekan sambil berjalan terengah-engah. (arief baskoro/bam)


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4986771

GERAK GULUNG BUDI DAYA TI PADJAJARAN

Sejarah Singkat

Permainan silat Gerak Gulung Budi Daya Ti Padjajaran pada dasarnya adalah silat tradisional yang berasal dari kerajaan Padjajaran,Bogor. Awalnya bernama Gulung Maung yang diturunkan secara turun temurun melalui jalur keluarga, oleh sebab itu permainan ini tertutup untuk kalangan luas/masyarakat, yang pada akhirnya sampailah kepada Eyang Sarean . Hingga saat ini Eyang Sarean dianggap sebagai cikal bakal/pewaris awal dari permainan Gulung Maung tersebut yang dapat ditelusuri dengan bukti sejarah.

Eyang Sarean sendiri tinggal di Sukaraja Bogor, karena permainan ini hanya diturunkan di lingkungan keluarga maka permainan ini tidak berkembang luas di masyarakat. Eyang Sarean mempunyai putera bernama Eyang Guru H, Abdullah (±1800–1916) yang juga tinggal di Sukaraja Bogor. Pada masa Eyang Guru ini barulah nama Gulung Maung diubah menjadi Gerak Gulung Budi Daya Ti Padjajaran (GGBD). Perubahan ini didasarkan pada sifat dari permainan Gulung Maung yang sangat buas, karena Gulung Maung mempunyai prinsip “Kembangna cilaka, buahna pati “.

Dari hasil istikhoroh, Eyang Guru mendapat gambaran berupa sesosok bayi yang baru lahir, merangkak, melangkah dan berjalan. Berdasarkan gambaran tersebut Eyang Guru mengambil gerakan untuk jurus berdasarkan tantungan/adegan (berdiri) Sholat, inilah awal dari jurus Salancar. Mengapa disebut GGBD? Karena permainan ini masih mempunyai dasar sama dengan Gulung Maung, akan tetapi yang telah di budi dayakan, dalam artian permainan ini tidak lagi sebuas seperti Gulung Maung yang bersifat seperti Harimau, yang pada dasarnya harus membunuh mangsanya.

Dengan adanya perubahan dari Gulung Maung menjadi GGBD diharapkan agar seseorang yang telah menguasai permainan ini tidak akan buas seperti Harimau, karena pada prinsipnya manusia lebih unggul/mulia dibandingkan Harimau, dan perlu diingat bahwa hampir semua permainan silat sifatnya untuk bela diri termasuk GGBD.

Sesudah masa Eyang Guru permainan ini diwariskan kepada H. Ace Aom Kusumaningrat (1840–1943) yaitu keponakan dan juga menantu dari Eyang Guru, bertempat tinggal di Bojong Neros. H. Ace Aom Kusumaningrat adalah putera dari Uyut Syafei dan beliau adalah adik dari Eyang Guru. Permainan GGBD pada masa ini mulai sedikit terbuka untuk kalangan kerabat.

Agar lebih jelas, GGBD sebenarnya mempunyai 2 permainan yaitu Gerak Leang, Gerak Sambut Pukul dan. Permainan ini dikuasai oleh tiga orang putera H. Ace Aom K. Putera pertama, H.Ahmad Kusumaningrat (1900–1985) tinggal di Jl. Ciranjang Kebayoran Jakarta, menguasai semua jenis permainan GGBD termasuk Gerak Leang, Gerak Sambut Pukul. Putera kedua, Muhammad Yusuf/Aki Cucu mengusai permainan Gerak Sambut Pukul bertempat tinggal di Bojong Neros, dan putera ketiga, Abdusshomad/Aki Shomad menguasai permainan Gerak Leang bertempat tinggal di Wanajaya , Pasir Kuda Bogor.

Sebagai infromasi tambahan, istri H Ace Aom yang bernama Tresmen Megantara menguasai Jurus Budi Daya yang dikhususkan untuk perempuan, walaupun pada intinya tidak ada bedanya dengan Gerak Gulung, namun disesuaikan dengan kodratnya perempuan baik itu dari fisik, dimana gerakan dan power (tenaga), dan pada umumnya perempuan lebih lemah/halus dibandingkan laki-laki.

Pada masa H. Ahmad Kusumaningrat permainan GGBD mulai disebarkan kepada kalangan orang-orang terdekat. Permainan GGBD mulai disebarkan di kalangan umum pada masa Horis Kusumaningrat (1930-1999), yaitu putera pertama dari H. Ahmad Kusumaningrat yang bertempat tinggal di Bojong Menteng Ciomas Bogor. Pada masa Horis Kusumaningrat, banyak pendekar dan praktisi beladiri dari dalam dan luar negeri sempat datang berguru ke beliau, walaupun sebelum mereka berguru, mereka jajal dulu sebelumnya. Sampai pada akhirnya mereka mengakui keunggulan dan kehebatan Horis Kusumaningrat. Bahkan menurut mereka, teknik beladiri silat Gerak Gulung sangat efektif dan berbahaya bagi lawan jika digunakan dalam suatu pertarungan. Beberapa pendekar dan praktisi beladiri dari dalam dan luar negeri yang sempat berguru dan mempelajari sedikit teknik beladiri GGBD. diantaranya adalah Eddie Jafri, Greg Alland, Dustin Etan/ David Tanner, Frank Metiello.

Berdasarkan kesepakatan dari Bapak. Horis Kusumaningrat sebagai pewaris langsung dari permainan silat GGBD, diangkatlah beberapa orang Rakawira (yang telah mendapat ijin untuk melatih), beberapa orang diantaranya TB. Isnaeni bin Isro (Kang Iyus), Heri Bahtra (Mas Heri), M. Ridwan (Kang Awang), Firman Hamdani (Kang Dani). Januari tahun 2008 Kang Iyus wafat, sedangkan Mas Heri dan Dani karena kesibukannya untuk sementara ini tidak aktif. Saat ini yang masih aktif melatih adalah Kang Awang, berpusat di kediamaan beliau di Ciomas Bogor.

Seperti pada umumnya permainan silat di tanah Sunda, awal dari silat GGBD adalah untuk Siar Islam, seiring dengan perkembangan jaman sekarang permainan ini lebih difokuskan kepada pembinaan ahlak/moral dengan pendekatan silahturahmi yang intinya adalah persaudaraan. Perlu juga diketahui di dalam silat GGBD tidak ada istilah Guru dan Murid yang ada hanyalah Kakak dan Adik. Oleh sebab itu apabila ingin menjadi warga GGBD harus di Taleq. Dan bagi siapa saja yang ingin menjadi warga GGBD silahkan datang ke kediaman Kang Awang di Ciomas Bogor.

CIRI PERMAINAN GGBD

Aspek permainan GGBD ada 4 yaitu:
1. Gerak
2. Rasa
3. Gulung
4. Budi Daya

Apabila dilihat dari 4 aspek tersebut permainan GGBD mempunyai sifat gerakan :
1. Gerak rasa
2. Gerak yang lemah lembut
3. Gerak yang keras
4. Gerak yang buas

JURUS GGBD
• Pada dasarnya semua jurus yang ada dalam silat GGBD adalah jurus dasar
• Inti dari silat GGBD harus menguasai jurus salancar karena salancar adalah induk dari semua jurus
• Jurus permainan silat GGBD dibagi menjadi 3 ( tiga ) ditambah dengan faham dan rantean

JURUS adalah Gerakan yang dibuat untuk mendukung dasar dari permainan
• Gerak Pukul (8 Jurus)
• Gerak Gulung (8 Jurus)
• Lalangkahan (23 Langkah)

FAHAM adalah gerakan yang sifatnya baku (22 Faham)
RANTEAN adalah merangkaikan jurus, faham dan nafas menjadi satu


Oleh : Yudhy Haryantho
----------------------------------------------------------------------

Silsilah bisa dilihat di
http://puragabaya.multiply.com/photo...s_Gerak_Gulung
Sumber:
http://puragabaya.multiply.com/photo...s_Gerak_Gulung
http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=52.0
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4980826

Monday, August 9, 2010

Kenaikan Sabuk Hitam Tingkat II Instruktur CMAA Indonesia Drew Lambert

Pada tanggal 7 Agustus CMAA Indonesia merayakan kesuksesan kenaikan tingkat salah satu instukturnya, Drew Lambert kini menyandang Sabuk Hitam Tingkat II (Dan II). Drew berlatih di CMAA sejak bulan September 2005 dan merupakan salah satu dari 5 pendiri CMAA Indonesia, John Brindley, Jeff Tuttle, Andreas Stokowoy, Drew Lambert dan Senior Instructor Master Glen Gardiner.

Drew berlatih pada semua system yang diajarkan di CMAA Indonesia, Drew ikut bertanding dalam kejuaraan dunia Arnis Eskrima CDPE-WF (Cacoy Doce Pares Eskrima World Federation) di Cebu, Filipina pada tahun 2006, atas nama Indonesia dan berhasil meraih medali Perak untuk nomor Double Stick (Stick Ganda) pada divisi kelas berat (80-90kg)

Tahun 2007, Di Kejuaraan Dunia Arnis Eskrima CDPE-WF (Cacoy Doce Pares Eskrima World Federation), yang diadakan di Kuningan-Jakarta, Indonesia. Drew kembali berhasil meraih medali perak divisi Singgle Stick (Tonggkat Tunggal) dan medali emas pada nomor paling bergengsi Kulata (pertarungan tanpa pelindung).
Drew juga menjalani pelatihan di CDPE-WF Pusat Cebu bersama keluarga Canete dibawah bimbingan langsung maetro Arnis Eskrima Supreme Grand Master (SGM) Ciriaco "Cacoy" Canete. selain itu dia juga menjalai pelatihan Muay Thay di Thailand.


Untuk Tahun ini Drew berencana untuk menghadiri Cacoy Doce Pares Eskrima World Federation Gathering and Hall of Fame 2010 pada bulan November di Cebu Pilipina. (Glen Gardiner)