KESAN NEGATIF PENCAK SILAT??

Tuesday, August 19, 2008

KESAN NEGATIF PENCAK SILAT??

Merdeka!! Dirgahayu Republik Indonesia !!

Saya kerap mendapatkan pertanyaan menyangkut Pencak Silat, yang menurut saya seolah telah menjadi anggapan umum dan menjelma menjadi image yang melekat pada Pencak Silat. Tulisan berikut ini mencoba menjelaskan dan berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut.

1. Pencak Silat = mistik, gaib dan tidak ilmiah?

Pertanyaan pertama yang sering dilontarkan adalah : mengapa pencak silat kental sekali nuansa mistiknya? Apakah pencak silat, atau belajar silat harus mengikuti program mistikisasi juga?

Jawaban saya adalah tegas : TIDAK! Silat adalah silat; mistik/ilmu gaib adalah soal lain lagi. Kalau kita berbicara tentang silat, maka yang kita bicarakan adalah teknik-teknik jurus, langkah, menyerang dan bertahan. Semua itu sangat, sangat jelas dan kasat mata. Silat adalah permainan fisik, satu-satu nya unsur kebatinan di dalam silat adalah melatih hati nurani untuk selalu rendah hati, tidak sombong, dan mendekatkan diri pada sang pencipta serta tentu saja mempererat silaturahmi. Unsur-unsur yang terkandung dalam pencak silat adalah gerakan fisik (di sini kita berbicara tentang jurus/olah gerak). Mulai pertama kali kita belajar silat, yang kita latih adalah gerak badan secara menyeluruh. Melatih langkah dan jurus agar lincah dan refleks, melatih kuda-kuda agar kokoh, melatih aplikasi untuk bertahan dan menyerang. Bahkan melatih pernafasan untuk membangkitkan tenaga (dasar) dan/atau menguatkan otot-otot tubuh adalah aktivitas fisik semata.

Lalu kenapa cap mistik melekat di silat?

Apakah karena adanya pesilat yang kebal? Debus?

Pukulan yang bisa menghanguskan musuh, dll?

Semua hal tersebut jelas-jelas bukan pencak silat. Kemampuan itu dilatih tersendiri bagi yang berminta menguasainya. Bukankah hal-hal yang beraroma mistik/metafisika juga terdapat di negara lain..?

Sekali lagi, pencak silat sama sekali bukan mistik. Kemampuan seorang pesilat yang bisa mengalahkan musuh (dalam pertarungan bebas) dengat sangat cepat dan mudah, sehingga seolah-olah seperti hipnotis/ilmu gaib, disebabkan pesilat tersebut telah mencapai taraf yang sangat tinggi dalam ilmu nya bukan karena mistik nya. Semua itu bisa dicapai asalkan kita berlatih dengan ikhlas dan tekun.


2. Pencak Silat identik dengan kekerasan?

Saya sama sekali tidak mengerti dengan pertanyaan ini, dan dari mana asal muasal nya. Terakhir kali pertanyaan ini diajukan pada waktu saya diwawancarai oleh salah satu penyiar radio swasta di Jakarta.

Jawaban saya singkat dan sederhana saja : adakah satu jenis bela diri di dunia ini yang tidak menggunakan kekerasan? Walaupun gerakan jurus Tai Chi begitu lemah gemulai, siapa yang menyangkal efek dari pukulannya yang bisa mematikan. Begitu juga dengan Aikido yang menitikberatkan pada unsur pengalihan tenaga lawan dan menjatuhkan lawan, tetap saja kental nuansa kekerasannya dan bisa mematikan. Hal yang sama berlaku untuk semua jenis bela diri, tak terkecuali pencak silat. Jadi sepanjang masih disebut ilmu bela diri, unsur kekerasan nya adalah pasti ada.

3. Pencak Silat kampungan?

Siapapun orang nya yang menekuni pencak silat tradisional pasti mahfum bahwa pencak silat bukan lahir di perkotaan modern dan baru-baru saja di abad millenium ini. Pencak silat telah berusia berabad-abad dan lahir dari olah cipta, karsa dan rasa yang sangat kental dengan nilai-nilai luhur budaya tradisional nenek moyang kita. Nilai-nilai, kaedah, dan filosofi silat tidak bisa begitu saja di modern kan mengikuti perkembangan jaman. Kesan kampungan ini tidak bisa dielakan bila sudut pandang kita terpaku pada kisah masa lalu, dongeng-dongeng dan tayangan film atau sinetron. Bahwa orang yang berlatih pencak silat terkesan kumuh, seragam hitam-hitam yang menyeramkan dan kadang bertelanjang dada sudah tidak relevan lagi untuk saat ini. Perguruan-perguruan silat yang lahir sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini telah memakai seragam yang beraneka warna, desain yang menarik dan berlatih di tempat terbuka pada pagi dan siang/sore hari.

Kalau masih terkesan kampungan juga, itu hanya cap yang dipaksakan untuk merendahkan nilai pencak silat. Sebagai bagian dari seni dan budaya tradisional, Pencak silat hidup subur di kampung-kampung, atau desa-desa. Masyarakat berlatih silat, mendalami nilai-nilai luhur pencak silat, kaedah dan filosofi silat apakah itu kampungan??

Komunitas Sahabat Silat yang bernaung dalam Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia adalah para penggila silat yang mempunyai misi mengembangkan dan melestarikan silat tradisional Indonesia. Menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam nya. Mereka terdiri dari berbagai macam profesi, ada seniman, profesional, usahawan, wartawan, Pegawai Negeri, dan lain-lain. Mereka berpakaian rapi bahkan kadang berlatih silat dengan kostum warna-warni, hem dan pantalon, celana training dan kaos/T-shirt. Jauh sekali dari kesan norak dan kampungan.


Sekian,

Wassalam


Tulisan ini diambil dari Blog seorang Sahabat Silat: princeofbatavia.multiply.com
trimakasih sebesar2nya buat Gan Ochid....

0 comments:

Post a Comment