Thursday, July 31, 2008

Kiri atau Kanan??

Pengalaman seorang Sahabat yang berlatih Silat Cingkrik, saya rasa ini harus dibagi deh untuk para sahabat yang membaca Blog ini....

"Berlatih Cingkrik enam bulan terakhir ini saya menemukan bahwa jurusnya membentuk pola yang berbeda untuk sisi kanan dan sisi kiri. Saya melihat ada kecenderungan melatih tangan kanan sebagai pendobrak dan tangan kiri sebagai pamungkas (istilah yang bukan standar yaa... cuma asal comot... intinya kanan dan kiri punya fungsi masing-masing yang tidak untuk dipertukarkan).

Di bela diri yang pernah saya pelajari sebelumnya rata-rata melatih porsi yang sama dan serupa antara kanan dan kiri, walaupun prakteknya dalam pertandingan kita secara alami memisahkan fungsi kanan dan kiri.

Apakah pola seperti ini umum di aliran-aliran silat yang lain? Apakah memang silat membedakan fungsi sisi kanan dan kiri sejak awal latihan?"

Ini menarik, saya akan memberi pembanding saja dari disiplin keilmuan yang baru saya pelajari yaitu FMA (FIlipino Martial Arts).

Dalam FMA dikenal Espada y Daga (Pedang dan Pisau), dimana satu tangan memegang senjata utama yang panjang dan yang lainnya memegang senjata yang lebih pendek, disini ada beda dimensi dan beda terhadap jarak. Espada y daga akan melatih kewaspadaan akan serangan lanjutan, karena tangan support lawan dipersenjatai dengan sesuatu yang tajam yang justru punya peran "lebih", pergerakan-pergerakan detail sangat berarti dalam memanipulasi jarak pertahanan dan penyerangan, hingga praktisi selalu dalam keadaan siap.

Disini kebanyakan pemula dalam stick fighting salah pangerten dan justru mematikan peran daga (tangan kiri) padahal dalam prakteknya, adalah lebih mudah block senjata lawan dg senjata kita yang lebih besar (espada) dan secara otomatis nantinyah justru senjata yang lebih pendek dan kecil lebih bebas digunakan untuk eksekusi, senjata yang lebih utama (espada) secara logika akan mendapat perhatian lebih dari lawan.

Pengembangan lanjutan secara kurikulum akhirnya Espada y Daga ini akan
memberi pengaruh pada Double Stick yang tadinya diajarkan di awal2. nah disana akan terlihat betul bagaimana seorang stick fighter yang mengenal espada y daga atau tidak dilihat dari permainan double sticknyah. Dan ini nantinya juga sangat mewarnai permainan Tangan Kosong yang justru dalam kurikulumnya diletakkan di bagian akhir.

Tangan yang tidak dominan di FMA (Filipino Martial Arts) disebut bantay kamay.

"bantay" artinya dalam bahasa Inggris adalah guard, watcher to watch closely, to be on guard. Dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah "bantu", yang secara harafiah artinya adalah "mengawasi" atau "mengawal".

"kamay" artinya adalah "tangan".

terjemahan secara keseluruhan dari "bantay kamay" adalah "tangan yang mengawal", atau "tangan bantu".

Dengan demikian dalam FMA memang dipisahkan secara jelas antara bagian kiri dan bagian kanan, bagian yang dominant dan bagian yang mensuport.
walaupun namanya bantay kamay tapi perannya justru sangat besar, dalam permainan senjata ataupun tangan kosong, bantay kamay ini menentukan dan memudahkan sekali jalannya satu teknik...

Dan Inosanto, menterjemahkan bantay kamay sebagai "live hand".

"If a good Escrimador were asked to point out the singlemost important aspect that makes his fighting work, chances are he would refer to the use of the alive hand. The live hand is the real weapon." - Dan Inosanto

Dan memang bener bantay kamay sendirilah yang menghidupkan satu teknik dalam Arnis-Eskrima dan Kali, tanpa bantay kamay seorang petarung akan kehilangan irama dalam permainannya, entah itu nantinya tangan kosong, stick fighting ataupun edged weaponry system.

Bantay kamay merupakan bagian dari satu system pelatihan secara utuh, oleh sebab itu kita tidak bisa membahas hanya bantay kamay-nya sajah.

Dalam prakteknya semua beladiri pasti punya symmetry dan fokus kemudian detail, dan itu tentunya semua dibangun dari hal yang general/umum dulu, dalam FMA symmetry atau balance dibangun melalui drill double stick dalam bentuk sinawali yaitu pembagian yang merata antara kiri dan kanan terlebih dahulu, baru kemudian di berikan fokus pada single stick (baru disini dikenal kata bantay kamay) dan kemudian didetail dalam espada y daga.

Dalam pelatihan untuk orang kidal saya rasa seorang guru akan kesulitan memberikan langsung detail pada siswa yang bersangkutan, dan saya rasa inipun sama terhadap Seni Beladiri yang lain, justru pada tahapan tertentu siswa sendiri yang dituntut untuk menyesuaikan keadaan maksimal yang suiteble pada diri masing2.

General secara teknikal, seorang petarung seharusnya bisa fokus memakai tangan kiri dan kanan, hal ini merupakan tuntutan. Dalam FMA kurikulum double stick diletakkan lebih awal dari single stick, itu artinya bagaimanapun juga peran tangan kiri memegang senjata itu penting, walaupun tidak maksimal bagi orang ortodoks, tetapi pemakaian senjata pada tangan kiri adalah satu keharusan.

Satu hal lagi yang unik, dalam tahapan kurikulum, sama halnya double stick dan single stick, espada y daga dalam kurikulum juga diletakkan lebih awal daripada daga, nah disitu secara resmi pengenalan praktisi pada pisau pertama kali justru dimulai dari tangan kiri.

Dari pembagian kurikulum di FMA, pelatihan jurus2 di Cingkrik dan beberapa aliran Silat yang lain, dapat disimpulkan:

1. Bagian tubuh kiri pada umumnya (selain yang kidal) jarang sekali digunakan intensif sehingga tingkat keluesannya jauh dengan bagian tubuh (baik tangan maupun kaki) yang kanan. Melatih bagian kiri dengan porsi yang lebih (dengan beban maupun jumlah repetisi yang lebih banyak) akan membuat tingkat keluesan kiri dan kanan menjadi seimbang

2. Alasan lain adalah, bahwa pada prakteknya ketika kita berhadapan dengan lawan, tangan kanan kita akan berhadapan (baca: melayani) tangan kiri lawan, demikian juga sebaliknya. sehingga tanpa kemampuan yang seimbang dengan keluesan dan kekuatan tangan kanan lawan akan cukup merepotkan kita.

3. Kadang bagian tubuh (baca: tangan dan kaki) sebelah kiri kurang di perhitungkan oleh lawan, contohnya seperti ketika kita harus berhadapan dengan lawan yang kidal. kelebihan kidal adalah pada kekuatan dan keluesan tangan dan kaki bagian kanan. nah dengan melatih tangan dan kaki kiri kita maka akan amat sukar bagi lawan untuk membendung dan melayani permainan kiri kita. dan biasanya ini tidak disangka oleh lawan.

*Tulisan ini dibuat berdasarkan diskusi di forum Sahabat Silat: Majuuu... jalan...Kiri... kiri... kiri kanan... kiri... Trimakasih sebesar2nya buat: Bung Antara, Kang Nagapasa, Semua rekan dan admin Sahabat Silat

Salam,
HartCone

Tuesday, July 29, 2008

Seputar Khataman Akbar 2008

Dari Kanan Gambar: Ketua Umum TS Pusat: Ir. M. Fachry, MP. Pembina (Drs.Ec.Sugiyanto), Tamu UndanganKetua Pelaksana Khataman Akbar'2008 Abdul MubarokKetua TS Cabang Bekasi Ustad KarsonoPanitia Khataman 2008Pembina Seni Beladiri Silat "Tiga Serangkai"Bapak Drs. Ec. Sugiyanto(Mas Sugik)Anggota SBDS Tiga Serangkai bersama Ketua TS Cabang Bogor: Bpk. H. R. Iman Supardibersama Dewan Pelatih Pusat

Monday, July 28, 2008

Blind Spot - Titik Pandangan Mati Lawan

Blind spot adalah istilah yang sering di gunakan untuk posisi dimana lawan kesulitan untuk mendeteksi dan mengcounter serangan yang kita masukkan. Dalam beberapa aliran beladiri ini merupakan satu teknik wajib. Dalam Beladiri Jepang (Aikido, Karate dll) Blind Spot disebut Shikaku, Shikaku adalah posisi dimana sudut mata sudah mencapai batas penglihatan secara normal, dan itu adalah kurang lebih 60 derajat diambil dari centerline kearah luar.

Silat Betawi dan Silat Sunda ada istilah Suliwa, Suliwa bisa diartikan "sulaya tina panyangka" terjemahan bebasnya "diluar sangkaan". Padanan kata Suliwa dalam Bahasa Jawa adalah Slewah.

Dalam bahasa Jawa kata "slewah" bisa dicontohkan sebagai berikut:
- Keris pamor slewah adalah keris yang pamornya beda antara dua sisi
- Si X sudah "slewah", itu artinya si X tidak lurus alias "miring", jadi gendeng/gila...
- Mas Kiki ora latihan, mbuh "nylewah" menyang endi? artinya adalah Mas Kiki tidak latihan, tidak tau "menyelinap" kemana tuh? menyelinap mengambil jalan yang "tidak lurus" atau nyerong (berbelok)

Jadi satu kesimpulan, kata slewah dalam bahasa jawa adalah "tidak lurus" yaitu "miring" atau "serong", satu hal yang tidak lazim yang dilakukan oleh pihak pertama yang berbeda dg yang dipikirkan oleh orang kedua, yang lazim bagi orang awam itu yang lurus.

Di Taijiquan disebut sebagai Si Dian (死點) atau "titik mati". Adanya di sisi setiap contact point. Teknik yang digunakan untuk masuk ke sini disebut Ban Quan Da Ren (半圈打人) atau "setengah lingkaran memukul orang".

Dalam Taijiquan Lun (Taiji klasiknya Wang Zhongyue) ada kata-kata seperti ini:

仰之則彌高,俯之則彌深。進之則愈長,退之則愈促。一羽不能加,蠅蟲不能落。人不知我,我獨知人。英雄所向 無敵,蓋皆由此而及也。

Artinya: "Melihat keatas terasa semakin tinggi, melihat kebawah terasa semakin dalam. Maju terasa semakin jauh, mundur terasa semakin terdesak (keempat bait ini berlaku bagi lawan). Sehelai bulupun tidak bisa ditambah, lalatpun tidak bisa hinggap. Orang lain tidak mengetahui diriku, aku sendiri yang mengetahui orang lain (keempat bait ini berlaku bagi diri sendiri). Seorang pahlawan menjadi tidak terkalahkan, dikarenakan oleh hal ini."

Ini menggambarkan perasaan yang terjadi pada saat pengambilan blindspot ala Taijiquan. Pada saat kita kontak dengan lawan, apabila lawan niatnya menyerang ke atas, maka dia akan merasa seolah-olah kita jadi tinggi sekali. Apabila dia berniat menyerang ke bawah, maka dia akan berasa seolah-olah berdiri di depan sumur yang dalam . Mau maju nggak sampai-sampai, tapi mau mundur nggak bisa. Disini tergambar dengan jelas bahwa dalam Taijiquan, setiap terjadi kontak dengan lawan, maka ada unsur controlling (atau dalam bahasa Mandarinnya disebut Na) sehingga menyebabkan lawan mati langkah. Dan untuk mengontrol lawan dengan baik, diperlukan kemampuan untuk mengontrol Center lawan.

Dalam Filipino Martial Arts (FMA) Blind Spot digambarkan dalam penerapan Foot Work Female Triangle. Jadi dalam setiap pergerakan dalam FMA, tujuannya lebih kepada diagonal movement atau pergerakan serong, untuk mendekatkan diri secara aman terhadap lawan adalah dengan mencapai posisi Blind Spot tersebut.

Untuk lebih menjelaskan proses belajar dan terdiskripsi dalam Blind Spot, dalam FMA ada satu system yang dinamakan Espada y Daga, disini tangan utama dipersenjatai Pedang Panjang dan tangan suport dipersenjatai Pisau, versi lain yang sering digunakan dalam pelatihan adalah Olisi y Daga, yaitu pedang diganti dg Olisi atau stick rotan...

Dalam Sistem ini, ada beda dimensi dan beda terhadap jarak. Espada y daga akan melatih kewaspadaan akan serangan lanjutan, karena tangan support lawan dipersenjatai dengan sesuatu yang tajam yang justru punya peran "lebih", pergerakan-pergerakan jelas yang detail pada Blind Spot sangat berarti dalam memanipulasi jarak pertahanan dan penyerangan, bilamana olisi mudah dijangkau untuk disarming dan locking (karena terbiasa sih, soalnya dari awal pelajarannya memang stick fighting) dg penambahan penajaman pada tangan support mau tidak mau praktisi dituntut selalu bergerak pada posisi2 aman, dimana pisau pada tangan lawan tidak lagi bisa menjangkau.

Ini cukup rumit untuk dipelajari, tetapi hasil yang didapat adalah satu bentuk movement yang nantinya akan bener2 mensuport pelajaran tangan kosong yang pada kurikulum diletakkan pada bagian akhir....

Untuk mendapatkan posisi ini tidak gampang dan rata - rata harus menunggu serangan lawan dulu baru bisa masuk blind spot inti dari pencapaian blind spot ini adalah lawan harus lengah dan membuka pertahanan dan salah satu cara membuka pertahanan lawan adalah membiarkan lawan menyerang duluan.

Meski memang ada banyak macam cara untuk mendapatkan blind spot ini, tapi cara yang paling umum dilakukan adalah diawali dengan teknik hindaran keluar dan menyerang lawan dari posisi luar.

Yang di maksud posisi luar ini adalah posisi menyambut serangan dari luar (dalam silat dikenal juga dengan teknik sambut luar. aplikasi teknik ini adalah dengan cara menghindar serangan lawan (baik pukulan atau tendangan lurus) kearah kanan lawan dengan membentuk sudut tertentu terhadap posisi lawan (biasanya sudut serangnya adalah 45 derajat).

Di beberapa aliran silat teknik dari blind spot ini di barengi juga dengan serangan masuk dari arah samping luar lawan (biasanya jika lawan memukul dengan tangan kanan, kita akan sambut dari arah tangan kanan luar). bentuk serangan masuk bisa pukulan atau tendangan.

Bahkan ada juga yang sambil menyerang melakukan kawalan terhadap tangan kanan lawan dan biasanya yang dikawal itu adalah sikut dari tangan kanan lawan. kawalan sikut ini dalam melakukan teknik blind spot berguna untuk menjaga agar lawan tidak bisa menggunakan tangan kanan untuk melakukan belaan atas serangan yang dilakukan dari blind spot.

Teknik mendapatkan posisi blind spot ini memang perlu ketekunan dan kesabaran dalam melatihnya agar senantiasa mendapatkan posisi blindspot yang paling sempurna. saya yakin semua aliran beladiri memanfaatkan posisi ini sebagai titik serangan balik bagi lawan yang cukup mereportkan (kalau tidak disebut mematikan).

Dalam Tinju, yang sangat diperhitungkan adalah tangan utama lawan, kalau Ortodoks adalah tangan kanan, dimana itu merupakan senjata andalan bisa berupa Cross, Hook atau Upercut yang bisa berdampak fatal, hal ini terkait juga dg footwork tinju dimana lead kaki selalu memakai kaki kiri didepan, hingga dalam match selalu ada kecenderungan petinju selalu bergerak ke bagian kiri lawan (melawan arah jarum jam), Inipun sebenarnya mempunyai tujuan untuk mencari posisi Blind Spot lawan. Tinju dalam tekniknya spesifik terhadap pembagian kiri dan kanan, Petinju yang Soutpaw (Kidal) biasanya bisa membinggungkan oleh lawan yang tidak terbiasa, karena pergerakan yang berlawanan.

Kebalikan dari Blind Spot adalah "Center Line", kalau Blind Spot mengarah pada Penjuru Luar, Center Line mengarah pada Penjuru Dalam.

(Dari Berbagai Sumber - HartCone)

Sunday, July 27, 2008

Hikmah Seputar Khataman Akbar'2008

Alhamdulillah akhirnya, Kegiatan Khataman dan Pengobatan Massal berjalan walaupun tidak sebegitu sempurna yang diharapkan oleh Panitia Pelaksana dan Pengurus. namun ada pengalaman yang amat penting dan perlu dijadikan pelajaran untuk para pengurus Perguruan Seni Beladiri Silat "Tiga Serangkai" khususnya panitia pelaksana khataman di Cabang Bekasi dalam khataman dan Pengobatan Massal ini:1.

Saturday, July 26, 2008

Video Demo: Silat Taqwa Betawi

Salam pendekar dan salam kesatria

Berikut video demo Silat Taqwa Betawi yang memperagakan beberapa gerakan tangan kosong, konon beberapa gerakan yang digunakan untuk meng counter pedang samurai lahir dari pengalaman pendekar-pendekar Silat Taqwa Betawi yang sempat berhadapan dengan tentara Jepang semasa penjajahan. Adapun beberapa teknik senjata yang nanti saya coba post juga yaitu aplikasi sika vs pedang dan toya vs. pedang.

Harap di ingat bahwa gerakan-gerakan ini hanyalah demonstrasi untuk memperlihatkan konsep dan ide aliran Silat Taqwa Betawi, efektifitas teknik ini relatif berdasarkan keahlian praktisi, situasi dll.

P.S. : Di bagian akhir ada demonstrasi video gun disarm yang menggabungkan prinsip Krav Maga dan teknik patahan jari (finger manipulation) dan pergelangan Silat Taqwa Betawi, namun karena details tersebut tidak di zoom atau di close up maka selintas tidak terlihat. Di lain waktu Insya Allah akan saya coba post

Salam pendekar dan salam kesatria
Majulah Indonesiaku! Majulah pendekar bangsaku!

Ueno


Thursday, July 17, 2008

Susunan Acara Khataman Akbar'2008 di Bekasi

SUSUNAN ACARA KHATAMAN AKBAR'200827 JULI 2008 GEDUNG PELATIHAN DAN KETENAGAKERJAAN

Thursday, July 10, 2008

Kemungkinan Pelatihan FMA (Filipino Martial Arts): Arnis-Eskrima di Malang?

DH,

Salam... mengundang rekan2 yang berdomisili di Malang Jawa Timur...
Saya ada ijin untuk memberikan pelatihan CDP Arnis-Eskrima yang diterbitkan oleh Master Guro Glen Gardiner (dan 6 CDP-WF) CMAA Indonesia...

Afiliasi Stick Fighting Blitar Club

Bila ada yang berminat latihan Arnis-Eskrima dengan membuat Kelompok Belajar Stick Fighting di Malang Jawa Timur silahkan PM atau email saya: hartcone@yahoo.com

Syarat yang saya minta adalah:
- anggota kelompok minimal 5 orang
- bersedia mengikuti program dg serius
- menyediakan tempat yang cukup (1 tempat sajah)
- kehadiran saya adalah 1X seminggu
- hal2 yang lain bisa dibicarakan kemudian

Untuk keperluan ujian kenaikan tingkat secara resmi dan diakui secara Internasional dll, harus ada syarat keanggotaan yang nantinya terdaftar di CMAA Indonesia atau CDP-WF (Pusat: Cebu City, Filipina), Saya pernah berbicara dg Master Guro Glen Gardiner, beliau akan mengusahakan untuk bisa hadir dalam kelompok belajar yang ada minimal 4 bulan sekali.

Trimakasih atas perhatian semua sahabat...

Salam,
Tonny Harto
CDP-WF Stick Fighting World Championship 2007:
2 Gold Medals Men's Middleweight (SR-I)

Saturday, July 5, 2008

MAKNA DIBALIK NAMA BEDOG.

“Ih Den, ari lalaki lembur mah kamamana teh tara lesot bedog. Da bedog teh sami sareng calana” tembalna deui “ Mun lalaki lesot bedog, lain lalaki deui ngaranna” ( Kalau lelaki di kampung kemana-mana tidak pernah ketinggalan membawa golok. Golok itu sama dengan celana, katanya lagi, kalau lelaki tidak membawa golok itu bukan lelaki namanya). Itulah sepenggal dialog didalam buku Si Bedog Panjang karya Ki Umbara, terbit cetakan kedua tahun 1983 oleh penerbit Rachmat Cijulang, cetakan pertama terbit tahun 1967. Dari dialog tersebut bisa dimaknai pada waktu dulu bahwa bedog bukan saja sebagai alat praktis, tetapi juga punya makna simbolis, setidaknya sebagai simbol kejantanan.

Bedog (bahasa Sunda) sering diterjemahkan sebagai golok dalam bahasa Indonesia. Padahal didalam naskah Sunda kuno yaitu Sanghyang Siksakandang Karesian (1518) yang disebut adalah kata golok, sebagai sebuah nama senjata raja. Kata Bedog ditemukan didalam kamus bahasa Sunda-Inggris karya Joathan Rigg (1862) yang dijelaskan sebagai sebuah alat untuk memotong dan menetak, tetapi didalam naskah naskah Sunda kuno kata bedog tidak ditemukan hal ini ditandai dengan tidak adanya kata bedog didalam Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda karya Elis Suryani dkk (2001). Nampaknya kata bedog lebih dikenal dikalangan rakyat, sedangkan kata golok dikalangan raja, walaupun artinya itu-itu juga. Disini mungkin terjadi desakralisasi fungsi golok yang tadinya sebagai alat perang raja, menjadi bedog sebagai alat praktis dikalangan rakyat biasa. Bedog adalah sebuah alat untuk memotong, menetak atau membacok berupa bilah logam besi atau baja yang salah satu sisinya diasah tajam, lebih besar dan kokoh dibanding pisau (terjemahan bebas dari beberapa kamus bahasa Sunda).

Bermacam-macam bentuk bedog, apabila diambil garis besarnya terdapat empat macam bentuk utama yaitu tonggong lempeng (punggung lurus), tonggong bentik (punggung agak melengkung), beuteung lempeng (bagian tajam, ada yang menyebut huntu, lurus) dan beuteung ngagayot ( bagian tajam melengkung) sedangkan yang lain merupakan varian dari bentuk utama. Bentuk punggung dibagi menjadi tiga yaitu nonggong munding (berbentuk seperti punggung kerbau), nonggong kuya ( seperti punggung kura-kura) dan punggung rata, sebagian punggung ada yang diberi jegongan (bagian ujung diberi cowak, seperti dibuat tajam). Jegongan ini disamping sebagai variasi dari bentuk punggung tetapi ada juga fungsi praktisnya yaitu untuk membelah kelapa tua yang telah dikupas bagian sabutnya.

Pada badan bilah bedog ada juga yang memakai ruruncang (lekukan memanjang ke arah ujung), ini bukan saja sebagai bentuk variasi tetapi ada juga yang menganggap sebagai jalan darah ketika bedog dipakai menyembelih binatang besar (kambing, kerbau atau sapi). Penampang bilah bedog biasanya disebut beuteung siraru, mengambil bentuk badan atau perut satwa bernama laron.

Supaya bedog enak dipakai dan aman tatkala dibawa, maka perlu diberi perah (gagang, pegangan) dan sarangka (sarung). Perahpun mempunyai nama dan bentuk yang cukup banyak termasuk ukiran hiasan yang beragam, sedangkan sarangka lebih mengikuti ke bentuk bedog. Antara bilah bedog, perah dan sarangka merupakan kesatuan yang utuh akan makna sebuah bedog.

Di daerah Kecamatan Cibingbing Kabupaten Kuningan, ada tradisi yang disebut bedog wali yaitu pada saat memberikan hantaran dari pengantin pria kepada pengantin wanita salah satu pengantar pria harus ada yang membawa bedog. Tentunya bedog yang dibawa bukan bedog yang telanjang (belum memakai perah dan tidak memakai sarangka), tetapi bedog yang lengkap, bergagang dan bersarung, pastinya juga dilipih bedog yang bagus.

Tujuannya selain untuk keperluan praktis tetapi juga mempunyai makna simbolis terutama bagi kedua mempelai, kata bedog katanya dari dibebed (diikat) supaya ngajedog (diam). Ini mengandung arti bagi kedua mempelai setelah menikah harus mengikatkan diri, jiwa maupun raga untuk satu tujuan yaitu kebahagiaan dunia maupun akhirat. Pernikahan itu tiada bedanya dengan peribahasa bedog manjing sarangka. Suatu perbuatan yang tidak elok apabila sudah menikah masih juga mencari sarangka lain, bilah bedog itulah laki-lakinya dan sarangka adalah perempuannya.

Masyarakat Sunda sangat erat hubungannya dengan alam sekitarnya, hal inipun tercermin dari memberikan nama pada bilah bedog dan perah. Nama berdasarkan tumbuhan atau bagian tumbuhan : Bilah : Sintung Bening, Paut Nyere, Salam Nunggal, Jambe Sapasi, Sogok Iwung, Kembang Kacang, Malapah Gedang, Janur, Gula Sabeulah, Beubeut Nyere, Sulangkar (Leea sambucina Willd).

Perah : Balingbing, Eluk Paku (pakis), Pendul, Kembang, Potongan Kai, Sopak Lodong, Jejengkolan.

Nama berdasarkan satwa : Bilah : Simeut Pelem, Buntut Lubang, Tambak(ang). Perah : Buhaya, Ekek, Soang Ngejat, Jawer Hayam, Cinghol (Ucing Nonghol), Pingping Hayam, Kucuit, Simeut Bako, Meong, Monyet/Lutung, Lauk Cai, Kuda Laut, Garuda, Mear, Lutung Moyan, Ceker Kidang.

Nama bilah yang berkaitan dengan pekerjaan : Pamilikan (pabilikan), Pamoroan, Pameuncitan atau Pamotongan, Sadap, Nyacag Daging, Soto.

Nama bilah karena bentuk : Betekok, Petok, Gayot, Bentelu. Masih didapat nama lain seperti untuk bilah Hambalan, Jonggol, Narimbang. Untuk perah : Wayang Arjuna, Kresna, Cepot, Semar.

Dari beberapa sumber ternyata nama bilah bedog bukan hanya nama tetapi ada makna simbolik disebalik nama tersebut, memang tidak setiap nama bilah bedog mengandung makna simbolik. Salam nunggal, umpamanya, nama ini dikaitkan dengan awal penyebaran agama Islam di Tatar Sunda. Hal ini bisa dibaca pada Wawacan Gagak Lumayung baris ke 340 karya MO Suratman, yang selesai ditulis pada akhir tahun 1956 “Sampurna Iman Islam, jaga ieu kubur janten lembur rame pisan, mugi-mugi sing tepi paneda kami, nelahna Salam Nunggal”. Kata salam didalam bahasa Sunda bisa diartikan sebagai nama pohon yang daunnya untuk penambah aroma sayuran, arti lain adalah doa untuk keselamatan, sedangkan nunggal dari kata dasar tunggal. Makna salam nunggal pada bedog adalah walaupun kita mempunyai atau membawa bedog, tetapi keselamatan tetap harus berserah diri kepada Yang Maha Tunggal, Allah Swt. Untuk itu menggunakan bedog harus mempunyai tujuan yang pasti, yang diridloi oleh Allah Swt. Salam Nunggal juga adalah nama sebuah desa di Leles Garut. Bentuk bedog salam nunggal berpunggung lurus begitu juga bagian yang tajam, diujung (congo) melengkung dari bagian yang tajam menyerupai seperempat bulatan ke arah punggung. Ukuran panjang dan lebar tidak ada ukuran baku hampir untuk semua jenis bedog, tergantung ketersediaan bahan tetapi tetap berbentuk harmonis antara panjang dan lebar.

Paut Nyere, bentuknya lebih berkesan panjang dan ramping, berpunggung lurus tetapi pada bagian yang tajam tirus meruncing ke arah congo, pada bagian belakang mendekati buntut (paksi atau pekis dalam istilah keris) sedikit lebih mengecil ke arah punggung dari bagian yang tajam. Nama bedog paut nyere kadang kadang tertukarkan dengan nama salam nunggal. Arti paut nyere pada dasarnya adalah menarik lidi dari sebuah ikatan, seperti menarik sebuah lidi dari ikatan sapu lidi. Semakin sering mencabut lidi dari ikatannya yang akan semakin melonggarkan sebuah ikatan, semakin tak bermakna ikatan tersebut. Bedog dan sarangka tiada bedanya dengan lidi dalam ikatan. Begitu semakin sering mencabut bedog, semakin memperlihatkan lemahnya penguasaan diri, apalagi mencabut bedog tanpa tujuan yang pasti. Bedog adalah senjata tajam akan bermanpaat apabila dipergunakan untuk kebaikan dan sebaliknya akan sangat berbahaya bila digunakan untuk kejahatan. Disinilah diperlukannya penguasaan diri dari setiap pemakainya.

Ujung Turun atau suka disebut Lubuk, punggung lurus bagian yang tajam juga lurus, dibagian ujung dari punggung membentuk seperempat bulat ke arah yang tajam, sebaliknya dengan salam nunggal. Didaerah Ciomas Banten lebih terkenal dengan nama Candung. Bentuk ini memberi peringatan kepada pemakainya bahwa semakin ke ujung kehidupan atau semakin tua harus semakin bijaksana, tiada bedanya dengan ilmu padi semakin berisi harus semakin menunduk. Menggunakan bedog harus dengan ilmunya, supaya tidak mencelakakan diri sendiri. Apabila dirasa tidak mampu jangan memaksakan diri, diujung kehidupan suatu saat akan terpaksa turun.

Makna simbolik ini tiada bedanya dengan makna simbolik perah, dimana bentuk perah pada dasarnya seperti eluk (lengkung tunduk mengarah bulat) dengan nama eluk paku atau jejengkolan atau jengkol sagendul, tiada bedanya dengan makna ilmu padi. Disamping makna simbolik ada fungsi praktis bentuk eluk, yaitu untuk penahan pada jari kelingking saat dipegang supaya tidak mudah terlepas disaat licin karena keringat.

Itulah sedikit makna tentang bedog dari makna yang pasti masih banyak dibelantara kearifan lokal. Bedog merupakan benda budaya warisan karuhun yang patut dihargai, hasil dari perenungan ide yang mengalir menjadi sebuah bentuk bernilai seni, filosofi dan teknologi, disitu ada unsur simbolis yang bisa dikuak, disamping sebagai benda pajangan. Dan itupun bisa menjadi bahan penelitian, menjadi objek keilmuan dan kebudayaan. Dari nama-nama bilah bedog ataupun perah yang terasa eksotis dan ada juga yang cenderung feminim. Sepertinya pemilihan nama itu disengaja untuk menghilangkan kesan menyeramkan akan ketajaman mata bedog, disini nampak bahwa urang Sunda lebih mengedepankan nilai estetis dan filosofis. Benda setajam bedog lebih bertujuan untuk keperluan defensif, ketimbang untuk ofensif. Bobot pangayon timbang taraju mangga nyanggakeun.

Oleh: MAMAT SASMITA
Sumber: Rumah Baca Buku Sunda

Wednesday, July 2, 2008

Penghargaan kepada Master Guro Glen Gardiner

Cacoy Doce Pares World Federation (CDP-WF) di bina oleh Grandmaster Ciriaco "Cacoy" Canete (Sabuk Hitam Dan 12)

CDP-WF adalah satu system stick fignting/pertarungan bertongkat jarak pendek dengan memakai media tongkat rotan sepanjang 71cm, Pertarungan jarak pendek tersebut dinamakan "Corto Kurbada" dan karakteristiknya adalah pukulan lengkung yang ditata dalam bentuk pertarungan sebenarnya.

GM Cacoy Canete juga memasukkan konsep Judo dan Jujutsu, yang dalam penerapannya dikenal sebagai "Eskrido"

Selain Single stick/tongkat tunggal, dalam system ini diajarkan double stick/tongkat ganda (pengki-pengki), stick dan pisau (espada y daga) dan aplikasi penggunaan tangan kosong dalam pertarungan (pangamot)

Pusat CDP-WF berlokasi di Jalan Padila 81a-C, Cebu City - Filipina, dimana ini adalah lokasi berdirinya System Doce Pares yang berdiri th 1932.

CDP-WF "Hall of Fame" March 2008

Akhir minggu pertama Maret 2008, adalah satu moment yang bersejarah bagi dunia FMA (Filipino Martial Arts), Ini adalah Hall of Fame CDP-WF yang pertama, berlokasi di Cebu-Filipina dimana ini adalah pusat dari menyebarnya System Doce Pares ke seluruh dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia.

CDP-WF "Hall of Fame" pertama ini secara tidak langsung adalah "Gath" akbar yang dihadiri oleh praktisi FMA dari beberapa negara, Australia, United States, Germany, New Zealand, Mexico, Indonesia and especially the Philippines.

Dan pada momen itu diberikan penghargaan kepada para praktisi Arnis-Eskrima yang dianggap mempunyai peran penting dalam kiprahnya di FMA khususnya CDP-WF.

Penghargaan untuk Master Guro Glen Gardiner

Master Guro Glen Gardiner sebagai pemrakarsa Arnis-Eskrima di Indonesia melalui CMAA (Combine Martial Arts Academy), mendapat penghargaan berupa "Excellence in the Promotion of Sport Eskrima", ini adalah terbilang satu peretasi yang gemilang yang dicapai oleh Master Guro Glen Gardiner, dimana dalam waktu yang singkat (sekitar 2 tahun) beliau sudah bisa menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah untuk acara tahunan Kejuaraan Dunia Arni-Eskrima CDP-WF pada tahun 2007 di Kuningan Jakarta, dan berhasil membawa harum nama Indonesia dimata Internasional dg membawa Indonesia menduduki peringkat Kedua dalam pengumpulan medali, setelah Australia.

Secara lengkap "Hall of Fame CDP-WF" :

Doce Pares “Legend” Award
Ciriaco “Cacoy” Cañete (Philippines)
Eulogio “Yoling” Cañete (posthumous)
Filemon “Momoy” Cañete (posthumous)

Lifetime Achievement Award
Martin Gardiner (Australia)
Dan Inosanto (USA)

Most Notable Doce Pares GM of the Year
Richard Bustillo (USA)

Most Notable Doce Pares Master of the Year
Ron Lew (USA)

Most Notable Eskrima Competitor of the Year
Men
Chuck Cañete (Philippines)
Ed Eyas (USA)
Anthony Kleeman (USA)
Jon Mac (Philippines)
Vince Palumbo (Australia)
Emery Puskas (USA)

Women
Vicki Simos (Australia)
Andrea Wheatley (Australia)

Excellence in the Promotion of Sport Eskrima
Glen Gardiner (Indonesia)
Dominic Lavalle (Australia)

Doce Pares School of the Year
Craig Bajraktarvic - Hayward (Australia)

Organization of the Year
Anton St. James (England)

Eskrimadore of the Year
John Moore (Australia)
Carlos Jantsez Patalinghug III (USA)

Law Enforcment Instuctor of the Year
Uwe Claussen (Germany)
Rob Davis (Australia)
Leigh Jenkins (New Zealand)

Exemplary Dedication to Doce Pares
David Amiccuni (USA)
Saturnino Arcilla (Philippines)
Narrie Babao (USA)
Mike Castro (USA)
Florencio Cautiverio Jr. (USA)
Wally Estropia (USA)
Manuel Fransisco Jr. (USA)
Steve Hacht (USA)
Lyndon Kemp (Australia)
Guy Kinanahan (USA)
Nonito Limchua (Philippines)
Maris Lukasevics (Australia)
Christopher Naislowski (Australia)
Jan Nycek (Poland)
Ken Pannell (USA)
Carlos Patalinghug Sr. (USA)
Christopher Petrilli (USA)
Angel Postigo (Mexico)
Kevin Seskis (Australia)
Ronnie Tapec (USA)

Most Valuable Master Instructor of the Year
Carlos Patalinghug Jr. (USA)

Most Valuable Instructor of the Year
Nestor Feria (USA)
Kevin Lumsden (USA)
Maria Esplana Patalinghug (USA)

Most Valuable Martial Arts Trainer of the Year
Rudolfo Alvarez (Mexico)
David Lumsden (USA)
Bruce Shinegawa (USA)
Zachary Whitson (USA)

Most Valuable Student of the Year
Tobias Ricker (Germany)
Steve Sarkisian (USA)
Dorota Skibinski (Australia)
Dian Tanaka (USA)

Outstanding Contribution in the Art of Eskrima/Arnis
Roland Dantes (Philippines)
Pat Mike (USA)
Juan Zubiri (Philippines)

Most Valuable FMA Journalist of the Year
Dave Carter (USA)
Steven Dowd (USA)
Aimee Giron (USA)
Chuck Martinez (USA)

Sumber: CDP-WF "Hall of Fame" (Bahasa Inggris)

Nostalgia: Kejuaraan Dunia Arnis-Eskrima CDP-WF 2007 di Kuningan Jakarta.

Persiapan 4 bulan, dg jadwal 8 jam latihan tiap hari, Kami semua adalah pemula di bidang Stick Fighting, bekalnya hanya tekad dan semangat yang tinggi dibawah asuhan Master Guro Glen Gardiner (Dan 6 Sabuk Hitam CDP-WF). Mas Irwan Hermawan melalui seleksi yang cukup ketat dan bersaing akhirnya mendapatkan jabatan Kapten Team.

Hari "H" pertandingan, kami semua cemas, mungkin ga melawan praktisi negara asing yang sudah berlatih bertahun2? tetapi semua kecemasan itu terjawab.




Team Indonesia berhasil menduduki Peringkat 2 (11 Medali Emas, 12 Medali Perak dan 12 Medali Perunggu) perolehan medali dibawah Team Australia (20 Medali Emas, 15 Medali Perak, 12 Medali Perunggu) dari 50 kelas yang dipertandingkan.

Pemula di Team Arnis Eskrima Indonesia 2007

Irwan Hermawan (2 Perak)- Kenjutsu TSKR / Cingkrik
Rizal Djohan (2 Perak / 1 Perunggu )- Dan 2 Sorinji Kempo
Dedi Putra (1 Perak / 1 Perunggu)- Dan 2 Aikido
Ainur Budiono (1 Emas) - Dan 1 Aikido
Agung Budiono (1 Emas /2 Perunggu)- Pencak Silat
Idi Tindianto (1 Perak) - Wushu/Anggota Kostrad
Hapes Munandar (1 Perunggu) - Pencak Silat
Tonny Harto (2 Emas) - Kalau ini "Dan" kawan2 ajah deh Tongue

Senior di Team Arnis Eskrima Indonesia 2007

Satu satunya cewe "asli" Indonesia di Team:
Maharani (2 Emas) - CMAA Senior / Boxer-Tarung Derajat

Ada beberapa lagi kawan dari Expatriat yang bertarung atas nama Indonesia:
Drew Lambert (1 Emas / 1 Perak) - CMAA Senior / Dan 1 CDP-WF
Garry Hogan (1 Perak) - CMAA Senior
Axel Tompe (1 Perunggu) - CMAA Senior
David Leech (2 Emas) - CMAA Senior
Ron Collins (1 Perunggu) - CMAA Senior
Mrs. Eva Tuft (1 Perunggu) - CMAA Senior / Dubes Kanada

Dan ada beberapa anak2 expat...
Jacob Kimmons
Are Tuft & Runar Tuft Bersaudara
Ryan Vernall
dkk

Sorry klo ada yang namanya ga kesebut atau kesalahan peringkat dalam basic beladiri bersangkutan...

Note:
- Trimakasih kepada Mas Irwan yang waktu itu mengajak saya bergabung dengan CMAA untuk kejuaraan dunia CDP-WF yang kebetulan diadakan di Indonesia.
- Trimakasih dan hormat yang dalam kepada Master Guro Glen Gardiner dimana pada akhirnya diijinkan untuk ikut menjadi anggota Team Arnis-Eskrima Indonesia 2007, dan berhasil menyumbangkan 2 Medali Emas.
- Trimakasih kepada semua sahabat CMAA buat semangatnyah!!
- Hidup Indonesia!!

Tuesday, July 1, 2008

World Arnis Eskrima Championship 2008: CMAA Goes 2 New Zealand !!

CMAA = Combined Martial Arts Academy
info: www.thecmaa.com

Berafiliasi dengan Cacoy Doce Pares World Federation (CDP-WF), Master Guro Glen Gardiner membuka non profit organization, dimana dana yg terkumpul digunakan untuk sewa tempat latihan dan dana transportasi dan akomodasi siswanya kalau bertarung diLN.

Event:
CMAA juga aktif dalam kegiatan sosial dan raising fund, Hari Rabu, 2 Juli 2008, besok jam 7 di Plaza 89 Kuningan Jakarta, CMAA mengadakan lelang untuk mengumpulkan dana dan sponsorship agar para siswa dapat berangkat tanding di acara World Arnis Championship 2008 di New Zealand.

Adapun beberapa anggota CMAA yg konfirm mendapat Sponsor penuh transportasi dan akomodasi adalah:
1. Harto
2. Maharani
3. Irwan
4. Budi
5. Dedi

Bagi rekan2 Sahabat Silat yang tertarik join silahkan datang dihari latihan:

Sabtu Pagi 8.00
Senin Malam 7.00
Selasa Malam 7.00

Tempat Latihan di Ruko Tetrapak Building lt 2 samping Ranch Market Buncit Jakarta Selatan.

Master Guro Glen Gardiner masih mencari bibit2 petarung Arnis-Eskrima yg akan dikirm tanding ke NZ.... apakah anda salah satunya?

Ingin tahu lebih detail? agar informasi tidak simpang siur untuk informasi lebih lanjut silahkan hub Master Guro Glen Gardiner di 0811811498 atau email glen@concorde-consulting.com
(hartcone)