Konsep Kesederhanaan Dalam FMA (Filipino Martial Arts)

Monday, September 22, 2008

Konsep Kesederhanaan Dalam FMA (Filipino Martial Arts)

FMA sering di katakan sebagai beladiri yang sederhana, dalam sejarah FMA adalah beladiri para petani. Tetapi melihat apa yang ada didalamnya bayangan sederhana itu pasti akan segera berubah menjadi sesuatu yang rumit, ini dapat terlihat dari banyaknya materi dalam kurikulum yang harus dipelajari seperti Double Olisi, Single Olisi, Espada y Daga, Knife Fighting, Pangamot / Mano-mano, mungkin juga begitu banyak matematika permainan angka dalam thread ini.

Semisal, dari materi Cincoteros 5 Count, bila dikembangkan bisa menjadi banyak system, Espada y Daga, Double Olisi, Single Olisi, Knife Fighting, emptyhand system. Disarming ada begitu banyak macam, ada tinjauan dari gerakan2 lebar, gerakan2 detail yang melibatkan wrist, Traping-Locking juga seabrek2.

Bener2 seperti mengarungi satu lautan yang luas tanpa batas, Seorang master akan membutuhkan waktu yang panjang untuk penguasaan terhadap satu sub-system. Tuhon Bill McGrath (Pekiti Tirsia Kali) mengatakan tidak ada kesempurnaan dalam belajar FMA, 12 tahun adalah waktu yang masih terlalu singkat untuk mengexplore secara keseluruhan dalam satu Sub-system FMA.

Setiap beladiri ada tahapan, demikian juga dg FMA, Seorang bayi kalau harus langsung mengkonsumsi Burger-nya Mc Donald, pasti ga mungkin bisa, dia harus membiasakan diri dulu dg bubur halus, namun seiring perkembangganya suatu saat nanti seperti kebanyakan anak kecil pasti akan ribet dan gemar Burger-nya Mc Donald. Step by step, selangkah demi selangkah, itu kalau kita berbicara ttg menaiki anak tangga, kalau langsung lompat pada bagian yang tinggi ya sulit, malah ada kemungkinan jatuh glundung.

FMA adalah beladiri Konsep, dg mengerti konsep setidak2nya ada satu petunjuk yang akan mengarahkan seorang praktisi dalam mengarungi luas-nya lautan FMA. Senjata di ajarkan diawal2 kurikulum, Dari sisi sejarah selain menyiapkan secara instant bagi para petani untuk siap berperang melawan invasi bangsa2 asing, Senjata sendiri memberikan fondasi yang kuat untuk tahapan selanjutnya yaitu emptyhand atau pemakaian tangan kosong.

Double Stick memberikan dasar dalam Stick fighting, dimana praktisi akan mendapat pengetahuan tentang simetri/keseimbangan, adaptasi terhadap alat, koordinasi, ketepatan dan reaksi spontan yang terbatas pada gerakan karena adanya tambahan alat bantu dalam pertarungan, dan kenapa harus dua tangan yang dipersenjatai? hal ini bertujuan untuk mengidupkan satu keadaan tangan yang pasif (tangan kiri bagi orang right handled/bukan kidal) disini praktisi dilatih juga untuk menjadi berani.

Single Stick akan melatih praktisi untuk fokus pada satu bagian anggota badan, disini praktisi belajar pada jarak dan tempo (timing) dan memanagemant power.

Espada Y Daga akan melatih kewaspadaan akan serangan lanjutan, karena dalam espada y daga, tangan support lawan dipersenjatai dengan sesuatu yang tajam, pergerakan-pergerakan detail sangat berarti dalam memanipulasi jarak pertahanan dan penyerangan, hingga praktisi selalu dalam keadaan siap.

Knife Fighting mengajarkan praktisi akan respect atau menghormati lawan (sifat pisau yang tajam), cara bertahan, mencari posisi untuk memberikan reaksi terhadap sesuatu yang berbahaya dalam pertarungan jarak rapat.

Ada satu korelasi dan hubungan yang tidak terputus antar Sub-System dalam FMA. Konsep yang digunakan FMA saling menunjang, mempelajari Stick Fighting System berarti belajar terhadap Edged Weapons System (Pedang dan Pisau) dan juga belajar terhadap Emptyhand System. Praktisi dg bebas mengembangkan core secara indifidual, itulah arti kesederhanaan dalam FMA. (HC)

0 comments:

Post a Comment