Basic Knife Defense - Last Resort Tactic

Tuesday, March 25, 2008

Basic Knife Defense - Last Resort Tactic

Basic Knife Defense – Last Resort Tactic

Salam kesatria dan salam pendekar!

Posting saya kali ini mengangkat seputar pertahanan diri tangan kosong melawan senjata tajam. Memang dalam posting saya yang sebelumnya saya sempat sharing bahwa habit sehari-hari pun dalam konteks self defense atau personal protection saya mengikuti prinsip Visa yaitu: ”Never leave home without it (firearm/ knife/ impact tool etc)”, namun adapun beberapa tempat yang tidak memungkinkannya akses ke tools tersebut dan sebagai metode last resort, adapun teknik-teknik tangan kosong yang harus digunakan untuk menetralisir bahaya yang ada.

Harap di ingat bahwa teknik tangan kosong secara prinsip dalam sebagian besar seni bela diri adalah teknik last resort yang secara teknis digunakan untuk menghentikan threat yang ada dan secara taktis melalui eksekusi teknik tersebut memberikan kita kesempatan untuk men deploy senjata kita sendiri atau senjata improvisasi (improvised weapon), atau merebut senjata lawan sehingga peluang survival atau menang kita bertambah.

Sebagai catatan tambahan perlu juga saya garis bawahi bahwa metode defense yang saya demonstrasikan di sini bersifat sangat dasar (basic) dan hanyalah satu atau dua alternatif sederhana dari sekian banyaknya teknik-teknik knife defense yang efektif khususnya dari aliran Silat, Kali atau FMA (Filipino Martial Arts). Oleh karena itu mengingat di forum ini cukup banyak ahli-ahli senjata jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi dan bertanya langsung kepada mereka dan meminta saran atau perspektif mereka seputar knife defense.

Akhir kata sebelum saya pamit saya akan berbagi dengan teman-teman beberapa fakta seputar knife defense yang saya kutip dari buku ”Staying Alive” karya James LF.

Salam kesatria dan salam pendekar!

98 percent of blade users are untrained in any fighting system, and 99 percent are untrained with the blade: Mengingat konfrontasi bersenjata (tajam) dalam konteks sehari-hari kemungkinan besar adalah individu yang mabuk (intoxicated), terbakar emosi (kalap) dan bukan seorang knife fighter. Insting alami memegang pisau dalam keadaan stress seperti yang disebutkan diatas umumnya adalah reverse grip dan juga umumnya angle of attack nya committed (wide) berbeda dengan expert knife fighters yang bergerak ”minim” untuk sengaja memposisikan atau memancing lawan ke posisi ”mati”

An overhand stab is five times more likely than other stabs to strike the head or face. – Insting alami seseorang dalam keadaan psikologis atau emosional yang stress adalah mengayunkan tangan dari arah atas ke bawah atau yang di dalam seni bela diri Filipina disebut sebagai angle satu. Menariknya setelah mempelajari metode Floro, umumnya jika seorang praktisi sudah mempunyai pengetahuan tentang angle of attack pisau; aplikasi defense justru lebih universal karena setiap serangan cukup di identifikasi dari angle of attack nya.

In reality, between five and 15 wounds are typical in incidents in which the reverse grip is used.- Jika anda memperhatikan baik-baik karakteristik luka tusukan yang terjadi di jalanan atau berita kriminal di kolom koran, hampir sebagian besar kasus tusukan adalah tusukan multiple yang bertubi-tubi atau berkali-kali. Suatu kondisi yang kerap terjadi karena tingkat emosi yang begitu tinggi dari pelaku sehingga daerah tusukannya sering sekali overlap pada daerah yang sama.

-ueno-



0 comments:

Post a Comment