Datuk di Filipina

Saturday, March 29, 2008

Datuk di Filipina

Datu atau datto ialah gelar untuk ketua sesuatu kaum atau raja di Filipina sebelum dijajah oleh Spanyol. Gelar ini masih digunakan oleh keturunan mereka di Filipina. Kata "datu" ini berdasarkan perkataan "datuk", suatu gelar yang masih digunakan di Malaysia, Brunei dan Indonesia. Mitos kedatangan 10 orang "datu" dari pulau Borneo dirayakan setiap tahun di Perayaan "Binirayan" di Pulau Panay, yang pada zaman silam dikenali sebagai "Aninipay".

Dalam struktur masyarakat Muslim Filipina, Sultan merupakan kedudukan yang tertinggi, lemudian diikuti oleh datu. Kebesaran seorang datu diukur dari jumlah pengikutnya. Peranan datu adalah penting dalam masyarakat Muslim Filipina. Pada zaman silam, mereka mengetuai penyerangan ke kampung-kampung yang lain sebagai balas dendam (mempertahankan martabat) untuk kematian salah satu anggota suku atau jika ada pelanggaran kehormatan. Pada masa kini, datu masih berperanan sebagai ketua masyarakat Islam di Mindanao dan mentahbiskan hukum Shariat. Dukungan dari para datu ini adalah penting untuk menjalankan program-program kenegaraan pada masa kini di dalam masyarakat Islam di sana.

Lapu-Lapu (atau nama lainnya Kalifah Pulaka) (1491–1542), adalah seorang datu atau kepala suku Muslim dari pulau Maktan di Filipina. Ia dikenal sebagai orang Filipina pertama yang menentang pengaruh kolonial Spanyol, dan kini dianggap sebagai pahlawan nasional Filipina yang pertama juga dianggap sebagai Father of FMA.

Pada pagi hari tanggal 27 April 1521, Lapu-Lapu bersama rakyat pulau Maktan, dengan bersenjata tombak dan kampilan (sejenis parang) berperang menghadapi tentara Spanyol yang dipimpin oleh kapten Ferdinand Magellan. Dalam perang yang dikenal sebagai Perang Maktan tersebut, Magellan dan beberapa anak buahnya terbunuh.

Sebagai penghormatan atas keberaniannya, rakyat Cebuano mendirikan patung Lapu-Lapu dan mengganti nama kota Opon di Cebu menjadi Kota Lapu-Lapu.

0 comments:

Post a Comment