Membela diri dengan psikologi

Monday, March 31, 2008

Membela diri dengan psikologi

Ijinkan saya berbagi sebuah kisah ...

Ini kisah nyata dari seorang pendekar di salah satu perguruan silat di Indonesia..

Waktu peristiwa ini terjadi beliau sedang berdinas di salah satu instansi listrik milik negara di Kalimantan.

Suatu waktu terjadi keributan yang dipicu oleh seorang supir truk..yang pada waktu itu dalam keseharian memang umum membekali diri dengan keris sebagai kawan dalam perjalanan.. Supir ini merasa tidak puas dan mendatangi kantor sang pendekar sambil ngamuk-ngamuk menantang staff dan karyawan yang ada dikantor itu.

Sang pendekar mencoba menengahi dan melerai keributan yang terjadi.. namun apanyana beliau malah ditantang dan dihina habis-habisan sehingga mau tidak mau harus meladeni supir kalap yang sudah gelap mata ini.. sebelum bertarung beliau minta ijin dulu kepada si supir untuk mengambil senjata dari kantornya supaya pertarungan berjalan adil dan disetujui oleh si supir...

Beliau masuk ke ruang atasannya dan meminjam penggaris plastik kepada atasannya.. Atasannya yang terheran-heran memberikan saja penggaris tersebut kepadanya.. dan semakin heran saja.. ternyata penggaris itu oleh sang pendekar malah dipatahkan sepertiga bagiannya.. sehingga membentuk ujung yang runcing seperti pisau

"loh.. ini bagaimana..? dipinjemin penggaris ko malah dipatahin..?" tanya siatasan..

"saya butuh penggaris ini buat ngelawan supir kurang ajar itu.. kalau toh sisupir mati saya ga akan kena penjara..wong saya beladiri pake penggaris thok.." kata sang pendekar sambil cengengesan..

Si atasan hanya bisa melongo menghadapi bawahannya yang sudah siap bertarung sampai mati itu..

Saat sang pendekar sudah berada diluar.. si supir melihat penggaris yang dibawanya dan menanyakan..apa gerangan yang sedang dia pegang..?

Sang pendekar menjawab.. "ini senjata saya.. kalo ternyata kamu nanti mati di tangan saya.. saya ga takut masuk bui.. karena cuma membeladiri dengan penggaris ini.."

Si supir yang mendengar gertakan sang pendekar kecut hatinya dan akhirnya melunak.. mengatakan bahwa dia sebetulnya hanya datang untuk menyelesaikan masalah administrasi dikantor tersebut.. dan akhirnya mau berdiskusi dengan jalan damai..

tidak ada yang mati.. tidak ada yang kalah.. semuanya menang..

Belajar beladiri tidak berarti harus mengalahkan.. belajar beladiri memiliki tujuan mencapai keselamatan bagi diri kita.. dengan berbagai cara.. salah satunya silaturahmi.. tutur sikap.. tata krama.. ketegasan.. jiwa ksatria dan jika diperlukan..pertarungan sampai mati.. namun jika mana pertarungan hanyalah menjadi bibit dendam dan kesengsaraan.. membuat hidup kita tidak tenang karena sering ditantang orang.. apakah ini yang kita inginkan..?

Inilah contoh beladiri yang sempurna.. dari seorang pendekar.. seorang ksatria.. ksatria Indonesia..

Salam

0 comments:

Post a Comment