Thursday, March 19, 2009

Gelar Seni Budaya Pencak Silat Serumpun Singapura dan Batam

Ratusan pengunjung memadati Mega Mall Batam Centre pada hari Minggu tanggal 15 Maret 2009 sejak pukul 13.00 WIB. Yang membedakan dari biasanya, sekitar 700 pengunjung ini memakai pakaian seragam pencak silat, apalagi bentuk dan warnanya beraneka ragam. Bahkan diantaranya tampak membawa berbagai macam senjata, seperti celurit, pedang, golok, trisula, toya, tekfi, double stick, triple stick, dan lainnya. Para pesilat dari berbagai perguruan pencak silat ini tampak duduk lesehan di lantai sambil berbincang-bincang bersama di sekeliling matras dan panggung yang berada di atrium timur Mega Mall Batam Centre hingga membuat suasana mall menjadi riuh bergemuruh. Bukan hanya pesilat berbagai perguruan pencak silat dari Kota Batam saja yang ada, namun sebagian diantaranya juga dari perguruan pencak silat negeri tetangga, Singapura. Mereka berkumpul menjadi satu dalam suatu even yang diberi nama Gelar Seni Budaya dan Atraksi Pencak Silat Serumpun Singapura dan Batam.


Suara mereka mendadak reda setelah dipecahkan oleh suara dari Johar Arif, MBA., sang pembawa acara, mengawali dibukanya acara ini. Beberapa tamu undangan, baik dari Batam maupun dari Singapura, mulai datang menuju ke kursi yang berada di atas panggung. Dalam acara ini turut diundang Walikota Batam yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Drs. H. Syamsul Bahrum, AMP., M.Si., Ph.D., Asisten II Ekbang Walikota Batam. Setelah disambut dengan tari persembahan yang disuguhkan oleh Dinas Pariwisata Kota Batam, langsung dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana oleh Nurdin Arief, S.H. Dalam sambutannya, Nurdin mengatakan bahwa pagelaran ini dikemas dalam bentuk penampilan peragaan seni pencak silat tanpa ada unsur perlombaan, sifatnya untuk menjalin silaturahmi.


Acara dilanjutkan dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Maman Mansur, S.E., Ketua Umum Pengkot IPSI Batam. Maman mengungkapkan bahwa acara ini merupakan gebrakan awal sebelum menggelar festival silat se-ASEAN yang direncanakan untuk digelar di Batam. Sambutan kedua disampaikan oleh Dr. Ir. H. Chablullah Wibisono, M.M., Ketua Umum Pengprov IPSI Kepulauan Riau, dengan pidato yang berapi-api membakar semangat ratusan pesilat yang hadir. Sambutan juga disampaikan oleh Aeji bin Karmak, ketua kontingen Singapura, Raja Muchsin, S.E., Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam dan Edi Sihite, Ketua Harian KONI Kota Batam. Tampak hadir juga H. Gintoyono, B.E., S.E., M.M., Ketua Umum Pengkot IPSI Batam yang baru terpilih dalam Muskot III IPSI Batam 2009 untuk periode 2009-2013.


Suguhan pertama diberikan oleh IPSI Provinsi Kepulauan Riau berupa peragaan Jurus Tunggal Baku, baik tangan kosong maupun bersenjata golok dan toya. Suguhan berikutnya disajikan oleh sepasang pesilat Singapura berupa permainan pedang, diperagakan oleh seorang pesilat dari Pencak Pokolan Bawean berpasangan dengan seorang pesilat dari Seligi Tunggal Kemuning. Nuansa seni budaya tradisional terasa kental dengan adanya gendang pencak yang selalu mengiringi setiap atraksi yang ditampilkan di sepanjang acara ini. Selain dari dua perguruan pencak silat tersebut, kontingen Singapura juga menampilkan beberapa atraksi pencak silat yang diperagakan oleh pesilat dari Setia Hati, Asad Perwanit, Titi Pinang, Sendeng Pukulan dan Kuningan. Selain atraksi pencak silat, kontingen Singapura juga menampilkan atraksi gamelan yang diperagakan oleh pesilat dari Nayaga Cimande.


Pesilat-pesilat Batam pun seperti tidak mau kalah. Mereka menampilkan berbagai atraksi yang tidak kalah menarik. Dari Perisai Diri ditampilkan peragaan teknik silat Minangkabau. Kilatan sepasang celurit pun menyambar ke berbagai penjuru pada saat peragaan oleh anggotanya. Diperagakan juga teknik olah pernafasan untuk menahan jeratan sabuk di leher yang pada saat bersamaan juga dihajar dengan tendangan dari depan dan belakang. Dari Merpati Putih ditampilkan atraksi mematahkan plat baja memakai tangan dengan menggunakan teknik olah pernafasan. Bahkan mayoritas peraganya adalah pesilat anak-anak dan ada seorang pesilat ibu-ibu yang rambutnya sudah mulai memutih. Dari Pagar Nusa ditampilkan atraksi debus dengan menusuk tangan menggunakan peniti dan batang kembang api yang kemudian dinyalakan, disusul dengan panjat tangga yang terbuat dari parang. Perguruan pencak silat dari Batam lainnya yang juga menampilkan atraksi yang tidak kalah menariknya diantaranya yaitu Persinas Asad, Setia Hati Organisasi, Budi Suci Melati, Elang Laut, Walet Puti, Himssi, Setia Hati Terate, Satya Sejati, Kera Sakti, Suci Hati, Pandawa, Bintang Surya dan Cempaka Putih.


Dalam sambutannya pada saat membuka acara ini, Syamsul Bahrum mengharapkan acara seperti ini semakin intens diadakan. Bahkan kalau perlu diadakan kompetisi pencak silat se-Asia Tenggara dengan Batam sebagai tuan rumah. Dirinya sangat mendukung digelarnya acara atraksi pencak silat. Menurutnya, pencak silat bukan sekedar olahraga saja melainkan juga sebagai tradisi yang syarat akan nilai-nilai spiritual dan kultural.


www.ipsibatam.co.nr

Sunday, March 15, 2009

MMA Terdahulu

Salam bagi seluruh pecinta seni bela diri!

Absen hampir 5 bulan lebih, akhirnya saya bisa kontribusi kembali di blog ini. Menjelang salah satu event yang cukup ditunggu-tunggu oleh kalangan seniman bela diri maupun pencinta olahraga MMA adalah event yang diadakan oleh rekan-rekan di klub Synergy Jujitsu bulan Mei nanti, yaitu Synergy Showdown; sebagai penggemar MMA saya ingin sharing sedikit tentang sejarah MMA Modern.

Harap dicatat bahwa tulisan ini diambil dari koleksi literatur saya, sehingga bilamana ada kesalahan mohon koreksi atau masukannya.

Menemukan Pankration

Pertama kali saya tiba di Los Angeles sekitar tahun 1985 saya ingat betul pertama kalinya saya dibawa ke toko "Martial Arts" di sekitaran daerah Berkeley oleh ayah saya. Untuk pertama kalinya saya terheran dengan begitu banyaknya peralatan, buku dan video yang dijual di toko tersebut.

Dari sekian banyaknya materi ada satu judul buku yang cukup unik dan "stand out" diantara materi video lainny yaitu buku yang berjudul "Mu Tau" The Modern Greek Karate
, buku ini tentu membuat saya kaget karena selama ini saya pikir hanya di Jepang yang ada Karate! (maklumlah saya masih bocah pada waktu itu) alhasil saya pun meminta ayah untuk membeli buku ini dan selama dua minggu berikutnya saya sering bangun pagi dan tidur malam membaca buku karangan Jim Arvanitis ini.

Di buku inilah pertama kalinya saya membaca tentang bela diri yang oleh orang Yunani disebut sebagai Pankration.

Bela diri yang dari gambar-gambar di buku mengingatkan saya pada pertandingan WWF (World Wrestling Federation) ternyata menggabungkan elemen pukulan, tendangan dan bantingan yang selama ini belum pernah saya liat.

Pengarang yang saya kenal lewat buku ini, seiring dengan waktu pelan-pelan mul
ai dikenal sebagai salah satu pioneer seni bela diri MMA di Amerika dengan rekor pertandingan yang mengesankan dan metode latihan yang ngga hanya tangguh tapi juga pada zaman itu cukup avantgarde dengan approach latihannya.

Bangkitnya Pankration

Ngga lama setelah meledaknya UFC di sekitar tahun 1993, beberapa klub di Amerika mulai mengajarkan seni Pankration, walaupun menurut Pak Arvanitis ada dua hal yang membedakan seni Pankration modern dengan yang asli yaitu:

1. Modern pankration menurut Pak Arvanitis adalah simulasi tempur dan konsep bela diri tangan kosong budaya Yunani, sehingga tentu banyak modifikasi yang dilakukan agar sistim ini bisa disebar ke khalayak umum seperti penggunaan baju untuk kompetisi (konon di zamannya para petarung Pankras akan bertarung tanpa sehelai baju!) dan tentunya teknik-teknik seperti mencolok mata, menggigit dll tidak diperbolehkan dalam modern pankration.

2. Teknik-teknik olahraga tinju dan gulat menurut Pak Arvanitis juga banyak yang diambil dari Pankration klasik dan walaupun teknik stand up dan ground fight sama-sama diperlukan dalam Pankration, Pak Arvanitis menyarankan atribut penting yang harus dimiliki seorang fighter adalah "Kemampuan beradaptasi dalam pertandingan", menurut dia: "Strategi utama adalah mengungguli lawan dengan kelebihan kita, menghindari kelebihan lawan sambil mengumpan kelemahan dia apakah di tingkat grappling atau striking" : Jim Arvanitis.


Dalam waktu dekat saya akan coba post beberapa video klip tentang Pankration, dan jika memungkinkan interview dengan Jim Arvanitis sendiri (Insya Allah).

Sampai jumpa dan selamat berlatih!






Friday, March 13, 2009

Info Khataman Jabodetabek

Menurut informasi dari Panitia Cabang Depok, Khataman Akbar TS akan diselenggarakan tanggal 26 Mei 2009 Lokasi dan Tempat Depok..informasi lainnya masih menunggu.

Sunday, January 4, 2009

Persiapan Khataman di Cabang Depok..kok belum kedengaran infonya..?

Hingga di penghujung Akhir 2008, blum terdengar akan ada khataman kembali di Jabodetabek, ada apakah gerangan...? pertanyaan itu muncul di kepengurusan Cabang Bekasi, akhirnya kami dari kepengurusan Cabang Bekasi berinisiatif menanyakan kepada kepengurusan Cabang Depok kenapa belum ada khabar info Khataman, padahal sesuai AD/ART Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai khataman diadakan

Monday, November 10, 2008

Safety Sparring for Real Skill Transfer


Terdorong oleh suatu “kecelakaan kecil” di dojo belum lama ini, saya kemudian tercetus untuk merumuskan beberapa hal seputar aktifitas sparring dalam latihan.

Issue ini sengaja saya angkat karena, setelah saya survey dan mendengar cerita dari rekan-rekan seniman bela diri dan praktisi pertahanan diri aspek safety dalam sparring masih cukup mengkhawatirkan, padahal kegiatan ini seharusnya menjadi bagian latihan yang “membangun” dan penting untuk dibina sebagai pembentukan teknis seni bela diri ybs, fisik, karakter, psikologis dan lain lain.

Berikut aspek-aspek safety atau keselamatan dalam melakukan aktifitas sparring, agar maksimal tujuan kegiatan ini, untuk memudahkan saya membuat singkatan atau akronim yang mudah di ingat yaitu COPS IN BMX :

  • Control: Aspek kendali diri ini saya rasa adalah aspek yang paling utama, karena singkat nya jika anda gemar melakukan suatu gerakan secara kecepatan penuh tanpa menghiraukan faktor keselamatan bagi uke atau teman anda, sudah tentu dalam waktu dekat tidak ada yg ingin berlatih dengan anda.
  • Protective Gear: Gunakan selalu alat pelindung jika anda hendak melaksanakan kegiatan sparring karena alat pelindung tidak hanya melindungi partisipan saat sparring, tapi dalam beberapa kasus juga bisa mengoptimalkan latihan sparring. Sebagai contoh ketika saya remaja saya sempat berlatih jiu-jitsu, dimana tempat latihan untuk Nage (atau bantingan) adalah aspal. Tidak adanya matras untuk berlatih pada saat itu membuat eksekusi teknik tidak bisa all out, sehingga saya sendiri pun harus sedikit menebak seandainya saya menggunakan teknik tersebut dalam kecepatan tinggi, “bagaimana” ending tersebut dll.
  • Safe environment: Setelah di dukung dengan atribut atau perlengkapan peralatan yang lengkap untuk sparring, lingkungan sparring pun harus dibuat se “nyaman” dan se “aman” mungkin agar proses sparring juga bisa berjalan maksimal. Tentu semua peralatan (gear) sparring tidak akan berguna banyak seandainya lantai dojo latihan anda sudah dimakan rayap dan rentan ambruk!
  • Intensity variation: Kecendrungan murid-murid baru adalah ingin “segera” melakukan satu teknik dalam kecepatan tinggi, padahal gerakan tersebut perlu di rekam terlebih dahulu agar bisa optimal saat eksekusi. Oleh karena itu, janganlah terburu-buru dalam melakukan suatu teknik saat sparring; lebih baik lagi buatlah dua atau tiga sesi sparring dimana untuk setiap sesi sparring terbagi dalam kecepatan yang berbeda – beda, selain juga baik sebagai varian sesi pemanasan, sesi ini juga baik untuk mencoba teknik yang lebih sulit yang umumnya susah di lakukan dalam kecepatan tinggi atau nyata.
  • Basics: Start with the basics, ingat dalam seni bela diri apapun mayoritas master-master atau ahli bela diri menjadi “ahli” karena menguasai teknik-teknik dasar.
  • Mistakes: Berlatih seni bela diri seperti halnya apapun dalam hidup adalah sebuah proses, dalam kebanyakan kasus satu proses “Self Discovery” sehingga penting untuk di ingat bahwa aktifitas sparring jangan terlalu di tekankan pada aspek menang atau kalah, tapi penting untuk di catat kesalahan atau details apa saja yang sempat terlewatkan saat sparring sehingga proses sparring menjadi learning tool & experience yang baik.
  • Explore strategy and weakness: Gunakan kesempatan sparring untuk meng “analisa” lawan anda, apa kelebihan nya, dimana ada kekosongan yang bisa anda manfaatkan untuk menggunakan satu teknik andalan anda. Kelemahan yang selama ini menjadi kekurangan anda juga bisa anda perbaiki, karena kekurangan yang terjadi saat “sparring” biasanya akan terlihat cukup “obvious” di mata instruktur.
Demikian pemaparan safety in sparring kali ini, selamat berlatih dan semoga bermanfaat

Salam pendekar dan salam kesatria!
Ueno

Friday, October 24, 2008

Alhamdulillah, Kami Akan Menikah Mohon Do'a Restu

Mohammad Yusuf.,S.Kom dan Indah Widjayanti., SE02 November 2008Gedung Sartika Bekasi Jawa Barat - Indonesia Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Friday, October 3, 2008

Eskrido

Eskrido adalah seni beladiri Filipina yang merupakan penggabungan Arnis-Eskrima, Aikido, dan Judo, juga system Jepang lainnya. Menampilkan gaya khas teknik arnis-eskrima yang digabungkan dengan kuncian-kuncian dan bantingan Jujutsu. Selain itu bisa juga diartikan sebagai Eskrima khas Doce Pares, Praktisi Eskrido biasa disebut sebagai “Eskridoist”, “Eskridistas” atau “Eskridonauts”.

Latar Belakang
Suatu saat pada th 1948, Ciriaco Cacoy Canete seorang guru di Sekolah beladiri Filipina Francis Academy di Balamban Cebu, Filipina, ditemui Domingo (dari Kepulauan Negros), Dengan tidak sungkan-sungkan Domingo memberitahukan keinginannya untuk satu pertarungan persahabatan dg Cacoy yang dikenal sebagai seorang eskrimador ulung, Saat sore hari Cacoy dan Domingo sepakat mengadakan pertarungan secara Espada Y Daga.

Senjata masing-masing adalah Stick Olisi (Rotan sepanjang 29 inci) yang dipegang tangan utama (kanan) dan pisau kayu (sepanjang 12 inci) di tangan support (kiri), Saling berhadapan dan berlaga dalam jarak rapat, bak gladiator keduanya menunjukkan keyakinan, keberanian, dengan manuver-manuver cepat pada kepiawaian permaianan senjata mereka dengan ketajaman mata untuk mencari celah-celah yang kosong.

Dalam pertimbangan kecepatan, ketepatan, refleks dan kepekaan, Cacoy mempunyai pertahanan yang ketat, serangan-serangan yang dilancarkan berlaju cepat. Gerakannya begitu menakjubkan, dalam melancarkan kombinasi berbagai sudut serangan olisi dan tusukan pisau, arah serangan pada bagian badan, kepala dan tangan. Perubahan-perubahan mendadak dalam timing dan manuver senjata.

Cacoy sangat terampil menebak pola pemikiran dan pola pergerakan cepat dari lawannya, dalam urutan tiga gebrakan cepat olisi dan pisau lawan terlucuti, Dengan memanfaatkan jeda pengambilan nafas pada pertarungan, Cacoy dengan cepat menyapu kaki, hingga membuat Domingo jatuh dengan keras ke matras yang keras.

Tetapi sebagai lawan yang cukup punya kemampuan, keberanian, kebulatan tekad dan keteguhan, Domingo kembali berdiri dan memberikan perlawanan, tetapi satu sapuan cepat memaksanya untuk kembali bergulung-gulung dilantai.

Pada akhirnya, setelah menyadari tiga kali berturut-turut dia harus tergeletak berhadapan dg sapuan-sapuan kaki cepat, dan selalu menemukan dirinya dengan punggung di lantai. Merasa bahwa perjuangannya dalam pertarungan hanya sia-sia melawan Cacoy, Domingo kehilangan semangatnya, dan memutuskan dengan tergesa-gesa untuk merapat mencari selamat ke arah tembok.

Cacoy, melihat sepintas di wajah lawannya tampak satu kebingungan, kemudian dia memutuskan untuk menyudahi lawannya dg serangan pamungkas dengan teknik lebih cepat dan dahsyat, kombinasi antara olisi dan pisau kayu. Tak pelak, Domingo segera melemparkan senjatanya ke lantai, dan segera mengangkat tangannya pertanda menyerah.

Pertarungan Cacoy dengan Domingo bisa dijadikan pertimbangan, dengan kombinasi teknik yang asing dalam eskrima dan membuat lawannya kalah telak dalam beberapa gebrakan adalah satu pertanda lahirnya satu style baru dalam Doce Pares Arnis Eskrima yaitu “ESKRIDO”

Kisah diatas hanyalah salah satu dari pertarungan yang tak terhitung banyaknya yang dialami oleh Cacoy semasa perkembangannya, Eskrido semakin dikenal di masa-masa th 1948 sampai 1956, Dimasa ini Cacoy lebih mendalami Kodokan Judo di Cebu City, Maret 1956 dibawah Yuichi Hirose (6th Dan), Cacoy menjadi wakil resmi pelatihan Kodokan Judo di Filipina.

Dengan usahanya yang tidak mengenal lelah, penuh kesabaran dan pengabdian. Cacoy berhasil meningkatkan kemampuan dan ketertarikannya dalam olah raga bergulat dan membanting ini, itu dibuktikan dg menjadi kompetitor kejuaraan Jodo dalam tingkat Daerah maupun tingkat Nasional, di Cebu City dan juga di Manila dari tahun 1959 sampai th 1963. Pada tahun 1957 Cacoy mendalami Gulat Bebas dan pada tahun 1963 resmi dibawah naungan Philippine Wrestling Association. Cacoy terus memperluas pengetahuan seni beladiri yang dia miliki, dengan belajar Kung Fu, Shorin Ryu (Okinawa) Karate, Shotokan Karate dan Aikido sampai 1971.

Setelah mempunyai dasar-dasar di beberapa system beladiri, Cacoy memusatkan perhatiannya untuk menggabungkan, menciptakan dan mengembangkan satu system yang baru, yang disebut sebagai “Eskrido”.


(diterjemahkan bebas dari: Eskrido@en.wikipedia)