Bagaimana mereka penggemar cerita-cerita bela diri, pasti sudah tak asing dengan istilah senjata pusaka. Senjata pusaka adalah andalan para pendekar atau ksatria yang biasanya digunakan pada saat-saat tertentu atau dia gunakan pada saat terdesak. Senjata pusaka dianggap mempunyai "karomah" atau "berkah" yang akhirnya membedakan senjata tersebut berbeda dengan senjata biasa.
Begitu tertanamnya cerita tentang karomah senjata pusaka, sehingga akhirnya banyak yang berburu senjata pusaka ini, bahkan rela mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk mendapatkannya. Apalagi bila senjata tersebut pernah dimiliki oleh orang yang terkenal akan kesaktiannya, maka sudah dipastikan senjata tersebut akan jadi rebutan banyak orang.
Ada beberapa kisah di bawah ini yang dapat dijadikan pelajaran tentang pusaka;
kisah pertama,
Dalam kisah Naga Sasra Sabuk Inten, banyak orang yang berebut ke ke dua pusaka tersebut bahkan sampai penuh dengan pertumpahan darah karena mereka percaya siapa yang memegang pusaka tersebut akan menjadi raja, tetapi dalam akhir kisah diceritakan bahwa sia2 bagi mereka yg memperebutkan ke 2 pusaka tersebut. Sebab sipat kandil dari ke 2 pusaka tsb tersebut sudah luluh dalam diri Mas Karebet atau Joko Tingkir.
kisah kedua
Kita pernah dengar kisah Ken Arok versus mpu Gandring. Seorang pande besi terkenal dari desa Gandring yang mendapat order membuat keris. sang Empu Tewas ditikam oleh pemberi Order (Ken Arok) Karena keris yang dipesan tidak selesai tetap waktu. Disisi lain sang Empu menyumpah bahwa keris yang dibuatnya akan memakan 7 Nyawa, termasuk Ken Arok Sendiri.
Terlepas apakah sang empu ini orang sakti atau bukan, yang jelas sang Empu adalah seorange expert dalam tehnik pembuatan senjata.
Sudah tentu bahwa sang empu memiliki laku jauh lebih sempurna dari keris yang dbuatnya. kemudian Ken Arok bukan soerang expert pembuat senjata, tetapi dia expert dalam menggunakan senjata.
jelas pula bahwa Ken Arok memilik tataran kesempurnaan laku yg lebih sempurna dari keris yang dibuat oleh mpu Gandring.
Kalau kita mau melihat dari perspektip lain, insiden berdarah karena ada suatu kesepakatan yang dilanggar oleh satu diantara dua pihak. Bisa saja Sang empu tidak tepat waktu sehingga konsumenya marah dan ngamuk. atau juga bisa biayanya tidak sesuai dengan perjanjian. pokoknya disitu ada masalah yang tidak bisa diselesaikan sehingga Ken Arok nekat menghabisi sang Empu dengan keris yang dibuatnya.
Kemudian sebelum ajal sang Empu menyumpah bahwa keris yang dibuatnya akan memakan 7 nyawa termasuk nyawa Ken Arok sebagai korban kedua.
Maka pertanyaanya, yang bertuah itu kerisnya atau Sabda Sumpah nya mpu Gandring ?
Dari kedua kisah tersebut di atas, saya rasa kita bisa memahami bahwa pusaka hanyalah benda mati, sedangkan yang hidup adalah manusianya. Pusaka secara luas, bisa diartikan senjata terhebat atau ilmu/bela diri terhebat, semuanya itu benda mati. Bahkan bom nuklir yang dahsyat itu tidak akan berarti apa-apa, tanpa tombolnya ditekan oleh manusia yang hidup.
Begitu tertanamnya cerita tentang karomah senjata pusaka, sehingga akhirnya banyak yang berburu senjata pusaka ini, bahkan rela mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk mendapatkannya. Apalagi bila senjata tersebut pernah dimiliki oleh orang yang terkenal akan kesaktiannya, maka sudah dipastikan senjata tersebut akan jadi rebutan banyak orang.
Ada beberapa kisah di bawah ini yang dapat dijadikan pelajaran tentang pusaka;
kisah pertama,
Dalam kisah Naga Sasra Sabuk Inten, banyak orang yang berebut ke ke dua pusaka tersebut bahkan sampai penuh dengan pertumpahan darah karena mereka percaya siapa yang memegang pusaka tersebut akan menjadi raja, tetapi dalam akhir kisah diceritakan bahwa sia2 bagi mereka yg memperebutkan ke 2 pusaka tersebut. Sebab sipat kandil dari ke 2 pusaka tsb tersebut sudah luluh dalam diri Mas Karebet atau Joko Tingkir.
kisah kedua
Kita pernah dengar kisah Ken Arok versus mpu Gandring. Seorang pande besi terkenal dari desa Gandring yang mendapat order membuat keris. sang Empu Tewas ditikam oleh pemberi Order (Ken Arok) Karena keris yang dipesan tidak selesai tetap waktu. Disisi lain sang Empu menyumpah bahwa keris yang dibuatnya akan memakan 7 Nyawa, termasuk Ken Arok Sendiri.
Terlepas apakah sang empu ini orang sakti atau bukan, yang jelas sang Empu adalah seorange expert dalam tehnik pembuatan senjata.
Sudah tentu bahwa sang empu memiliki laku jauh lebih sempurna dari keris yang dbuatnya. kemudian Ken Arok bukan soerang expert pembuat senjata, tetapi dia expert dalam menggunakan senjata.
jelas pula bahwa Ken Arok memilik tataran kesempurnaan laku yg lebih sempurna dari keris yang dibuat oleh mpu Gandring.
Kalau kita mau melihat dari perspektip lain, insiden berdarah karena ada suatu kesepakatan yang dilanggar oleh satu diantara dua pihak. Bisa saja Sang empu tidak tepat waktu sehingga konsumenya marah dan ngamuk. atau juga bisa biayanya tidak sesuai dengan perjanjian. pokoknya disitu ada masalah yang tidak bisa diselesaikan sehingga Ken Arok nekat menghabisi sang Empu dengan keris yang dibuatnya.
Kemudian sebelum ajal sang Empu menyumpah bahwa keris yang dibuatnya akan memakan 7 nyawa termasuk nyawa Ken Arok sebagai korban kedua.
Maka pertanyaanya, yang bertuah itu kerisnya atau Sabda Sumpah nya mpu Gandring ?
Dari kedua kisah tersebut di atas, saya rasa kita bisa memahami bahwa pusaka hanyalah benda mati, sedangkan yang hidup adalah manusianya. Pusaka secara luas, bisa diartikan senjata terhebat atau ilmu/bela diri terhebat, semuanya itu benda mati. Bahkan bom nuklir yang dahsyat itu tidak akan berarti apa-apa, tanpa tombolnya ditekan oleh manusia yang hidup.
0 comments:
Post a Comment