Pertama-tama saya ucapkan selamat menikmati "long weekend" bagi rekan-rekan seniman beladiri, dimana sudah tentu momen-momen seperti ini adalah waktunya "berbalas dendam" untuk istirahat, menikmati waktu bersama keluarga dan orang-orang tercinta atau "melatih" seni bela diri kita di sela sela kesibukan kita sehari-hari sebagai profesional muda, pelajar, mahasiswa dan insan manusia modern yang semakin terhempit oleh tuntutan zaman modern ini.
Dalam sejarah budaya manusia dan kesatriaan dokumentasi sejarah; menunjukkan adanya prinsip-prinsip "kesatriaan" yang dianut oleh golongan pendekar masyarakat dan budaya setempat, dari laskar Sparta di Yunani, pendekar Zulu di Afrika, laskar Cherokee di Amerika, golongan Samurai di Jepang dan kasta caraka dalam budaya Jawa yang pada umumnya ... walaupun masyarakat-masyarakat ini dipisahkan oleh luasnya lautan dan daratan, namun menariknya para kesatria dari setiap budaya dan negara tersebut memiliki satu benang merah dalam prinsip mereka sebagai kesatria/ pendekar.
Mohon di ingat bahwa yang ingin saya extract dari prinsip ini adalah essensi dari prinsip prinsip kesatria ini dan bukan satu faham ekstrimis atau buta terhadap nilai-nilai tersebut karena zaman sudah berubah. Namun essensi dari nilai-nilai inilah yang saya rasa patut juga kita bangun dalam setiap gerakan "Kiai" kita, setiap jurus kita dan setiap tetes keringat kita yang terkuras di lantai dojo.
Adapun 7 prinsip kesatria yang akan saya petik dari budaya Samurai Jepang yaitu Bushido (The Way of The Warrior) yang saya harap bisa memperdalam wawasan dan makna latihan seni bela diri bagi kita semua.
The seven principles of Bushido
1. Yuki - courage, valor, bravery
Ada satu pepatah yang mengatakan bahwa seorang pemberani adalah seorang yang bukan tidak mengenal rasa takut, namun seorang yang mampu berpikir matang dan jernih walaupun dalam keadaan takut. Kemampuan kita untuk mengolah semua rasa takut kita, our insecurities, our fears, our negative thoughts and emotions juga membutuhkan keberanian yang sering sekali terabaikan karena mental kita yang belum mantap atau ketidak inginan kita untuk dianggap "lemah" oleh pihak lain karena besarnya ego kita.
2. Jin - humanity, charity, benevolence
Konon senjata pertama yang di ciptakan manusia adalah api. Melalui apilah manusia berhasil mengusir hewan-hewan buas yang ukurannya jauh lebih besar dari mereka, melindungi "sahabat, keluarga dan masyarakatnya" dan melalui api juga manusia mampu berkumpul di malam hari dalam satu kelompok yang saling berbagi ceria dan cerita. Singkat kata seorang kesatria harus mempunyai rasa "humanis" dan layaknya api, semangat, tutur kata dan tingkah laku kesatria haruslah layaknya api unggun yang menyatukan manusia dalam kehangatan dan kenyamanan dan bukan api yang membumi hanguskan peradaban.
3. Gi - justice, righteousness, integrity
Konon ketika Adam dan Hawa diusir dari surga dan mereka sempat tersentak dengan kesedihan, adapun malaikat yang membisikkan dengan lembut bahwa kehadiran manusia di bumi adalah satu misi agung dari Yang Maha Kuasa untuk menjaga "keadilan" di bumi terhadap ciptaan-ciptaan Yang Maha Kuasa yang tidak berdaya atau tidak di bekali kreatifitas dan inteligensia seperti manusia untuk bisa beradaptasi dan melewati segala macam keadaan. Kurang lebih kata-kata itulah yang saya ingat dari guru saya sewaktu SD di Brasilia dimana kebetulan Beliau berasal dari kampung Amazon yang pada waktu itu sedang "gigihnya" berjuang mempertahankan rumah dan hutan mereka yang dipangkas demi industri negara.
4. Rei - etiquette, courtesy, civility
Budo ends and begins with courtesy. Pernahkah anda berpikir mengapa kita memberi hormat sebelum kita berlatih? suatu tradisi yang tentu bukan hanya karena budaya timur adalah budaya yang identik dengan tata krama yang halus atau sopan namun juga ternyata alam semesta tercipta dalam satu ledakan dahsyat atau "Big Bang" yang dalam pembentukannya setiap partikel, atom dan materi tidak saling "menyerobot" karena menariknya secara ilmu fisika dan ilmu kuantum perhitungan materi atau massa yang salah walau hanya sepersekian persen saja maka menurut perhitungan sains alam semesta tidak mungkin terbentuk sebagaimana adanya
5. Makoto - sincerity, honesty, reality
Di tengah zaman hedonis, materialis dan kapitalis... kejujuran yang tulus memang langka. Apalagi di ibukota dan kota-kota metropolitan dimana persaingan untuk menjadi yang "terbaik" tidak jarang di menghalalkan cara-cara Machiavellis, licik dan curang. Alangkah betapa sulitnya sekarang ini untuk membantu seorang yang belum pernah kita kenal di tengah-tengah kota tanpa merasa was was atau curiga dengan segala macam "kewaspadaan".
Oleh karena itu seorang kestria adalah insan yang menjunjung tinggi nilai kejujuran karena dia sadar bahwa tanpa kejujuran dia "hampa" dan menjadi "rentan" untuk dimanfaatkan oleh individu-individu berpikiran picik yang ingin memanfaatkan kelebihannya demi suatu tujuan yang kurang mulia.
6. Chugi - loyalty, fidelity and devotion
Kata-kata yang saya ingat dari sahabat saya Takumyo Kimiyo yang juga adalah keturunan Samurai, Kimiyo menjelaskan konsep Chugi ini sebagai pengabdian seorang kesatria. "Abdi kepada bangsa, abdi kepada keluarga dan abdi terhadap jalan yang benar". Masih ingatkah anda dengan pahlawan-pahlawan nasional yang sudah mengorbankan nyawa mereka demi republik ini?
7. Meiyo - honor
Penghargaan terbesar bagi seorang kesatria bukanlah tambang emas terbesar namun nilai-nilai kehormatan kesatria yang bisa menjadi suatu cerita teladan bagi generasi berikutnya dan menjadi inspirasi berharga yang tak ternilai karena inspirasi tidak karat oleh waktu.
--------------------------------------------------------
Demikian teman-teman prinsip kesatria dari perspektif Bushido (Jepang), semoga nilai-nilai ini bisa menjadi inspirasi juga dalam latihan seni bela diri kita untuk membangun karakter dan pribadi yang prima, apalagi di tengah kondisi negara dan masyarakat kita yang semakin memilukan.
Marilah kita sebagai seniman bela diri memulai suatu gerakan kecil yang berawal dari diri kita masing-masing untuk membangun komunitas kita yang masih sangat memerlukan jiwa dan insan yang "matang", "kuat" dan pastinya "kesatria" dalam semangat membangun bangsa kita yang tercinta.
Salam pendekar dan salam kesatria!
-Ueno-
Dalam sejarah budaya manusia dan kesatriaan dokumentasi sejarah; menunjukkan adanya prinsip-prinsip "kesatriaan" yang dianut oleh golongan pendekar masyarakat dan budaya setempat, dari laskar Sparta di Yunani, pendekar Zulu di Afrika, laskar Cherokee di Amerika, golongan Samurai di Jepang dan kasta caraka dalam budaya Jawa yang pada umumnya ... walaupun masyarakat-masyarakat ini dipisahkan oleh luasnya lautan dan daratan, namun menariknya para kesatria dari setiap budaya dan negara tersebut memiliki satu benang merah dalam prinsip mereka sebagai kesatria/ pendekar.
Mohon di ingat bahwa yang ingin saya extract dari prinsip ini adalah essensi dari prinsip prinsip kesatria ini dan bukan satu faham ekstrimis atau buta terhadap nilai-nilai tersebut karena zaman sudah berubah. Namun essensi dari nilai-nilai inilah yang saya rasa patut juga kita bangun dalam setiap gerakan "Kiai" kita, setiap jurus kita dan setiap tetes keringat kita yang terkuras di lantai dojo.
Adapun 7 prinsip kesatria yang akan saya petik dari budaya Samurai Jepang yaitu Bushido (The Way of The Warrior) yang saya harap bisa memperdalam wawasan dan makna latihan seni bela diri bagi kita semua.
The seven principles of Bushido
1. Yuki - courage, valor, bravery
Ada satu pepatah yang mengatakan bahwa seorang pemberani adalah seorang yang bukan tidak mengenal rasa takut, namun seorang yang mampu berpikir matang dan jernih walaupun dalam keadaan takut. Kemampuan kita untuk mengolah semua rasa takut kita, our insecurities, our fears, our negative thoughts and emotions juga membutuhkan keberanian yang sering sekali terabaikan karena mental kita yang belum mantap atau ketidak inginan kita untuk dianggap "lemah" oleh pihak lain karena besarnya ego kita.
2. Jin - humanity, charity, benevolence
Konon senjata pertama yang di ciptakan manusia adalah api. Melalui apilah manusia berhasil mengusir hewan-hewan buas yang ukurannya jauh lebih besar dari mereka, melindungi "sahabat, keluarga dan masyarakatnya" dan melalui api juga manusia mampu berkumpul di malam hari dalam satu kelompok yang saling berbagi ceria dan cerita. Singkat kata seorang kesatria harus mempunyai rasa "humanis" dan layaknya api, semangat, tutur kata dan tingkah laku kesatria haruslah layaknya api unggun yang menyatukan manusia dalam kehangatan dan kenyamanan dan bukan api yang membumi hanguskan peradaban.
3. Gi - justice, righteousness, integrity
Konon ketika Adam dan Hawa diusir dari surga dan mereka sempat tersentak dengan kesedihan, adapun malaikat yang membisikkan dengan lembut bahwa kehadiran manusia di bumi adalah satu misi agung dari Yang Maha Kuasa untuk menjaga "keadilan" di bumi terhadap ciptaan-ciptaan Yang Maha Kuasa yang tidak berdaya atau tidak di bekali kreatifitas dan inteligensia seperti manusia untuk bisa beradaptasi dan melewati segala macam keadaan. Kurang lebih kata-kata itulah yang saya ingat dari guru saya sewaktu SD di Brasilia dimana kebetulan Beliau berasal dari kampung Amazon yang pada waktu itu sedang "gigihnya" berjuang mempertahankan rumah dan hutan mereka yang dipangkas demi industri negara.
4. Rei - etiquette, courtesy, civility
Budo ends and begins with courtesy. Pernahkah anda berpikir mengapa kita memberi hormat sebelum kita berlatih? suatu tradisi yang tentu bukan hanya karena budaya timur adalah budaya yang identik dengan tata krama yang halus atau sopan namun juga ternyata alam semesta tercipta dalam satu ledakan dahsyat atau "Big Bang" yang dalam pembentukannya setiap partikel, atom dan materi tidak saling "menyerobot" karena menariknya secara ilmu fisika dan ilmu kuantum perhitungan materi atau massa yang salah walau hanya sepersekian persen saja maka menurut perhitungan sains alam semesta tidak mungkin terbentuk sebagaimana adanya
5. Makoto - sincerity, honesty, reality
Di tengah zaman hedonis, materialis dan kapitalis... kejujuran yang tulus memang langka. Apalagi di ibukota dan kota-kota metropolitan dimana persaingan untuk menjadi yang "terbaik" tidak jarang di menghalalkan cara-cara Machiavellis, licik dan curang. Alangkah betapa sulitnya sekarang ini untuk membantu seorang yang belum pernah kita kenal di tengah-tengah kota tanpa merasa was was atau curiga dengan segala macam "kewaspadaan".
Oleh karena itu seorang kestria adalah insan yang menjunjung tinggi nilai kejujuran karena dia sadar bahwa tanpa kejujuran dia "hampa" dan menjadi "rentan" untuk dimanfaatkan oleh individu-individu berpikiran picik yang ingin memanfaatkan kelebihannya demi suatu tujuan yang kurang mulia.
6. Chugi - loyalty, fidelity and devotion
Kata-kata yang saya ingat dari sahabat saya Takumyo Kimiyo yang juga adalah keturunan Samurai, Kimiyo menjelaskan konsep Chugi ini sebagai pengabdian seorang kesatria. "Abdi kepada bangsa, abdi kepada keluarga dan abdi terhadap jalan yang benar". Masih ingatkah anda dengan pahlawan-pahlawan nasional yang sudah mengorbankan nyawa mereka demi republik ini?
7. Meiyo - honor
Penghargaan terbesar bagi seorang kesatria bukanlah tambang emas terbesar namun nilai-nilai kehormatan kesatria yang bisa menjadi suatu cerita teladan bagi generasi berikutnya dan menjadi inspirasi berharga yang tak ternilai karena inspirasi tidak karat oleh waktu.
--------------------------------------------------------
Demikian teman-teman prinsip kesatria dari perspektif Bushido (Jepang), semoga nilai-nilai ini bisa menjadi inspirasi juga dalam latihan seni bela diri kita untuk membangun karakter dan pribadi yang prima, apalagi di tengah kondisi negara dan masyarakat kita yang semakin memilukan.
Marilah kita sebagai seniman bela diri memulai suatu gerakan kecil yang berawal dari diri kita masing-masing untuk membangun komunitas kita yang masih sangat memerlukan jiwa dan insan yang "matang", "kuat" dan pastinya "kesatria" dalam semangat membangun bangsa kita yang tercinta.
Salam pendekar dan salam kesatria!
-Ueno-
0 comments:
Post a Comment